Fokus pada Kualitas Pembelajaran yang Bermakna
Aspek | Visible Learning (Hattie) | Deep Learning (Fullan) | Persamaan |
---|---|---|---|
Tujuan Akhir | Peningkatan hasil belajar terukur | Penguasaan kompetensi global (6Cs) | Transformasi pembelajaran dari pasif → aktif, dari hafalan → pemaknaan. |
Peran Siswa | Siswa sebagai asesor proses belajarnya sendiri | Siswa sebagai agen perubahan | Siswa otonom: reflektif, bertanggung jawab atas pembelajarannya. |
Peran Guru | Guru sebagai evaluator dampak | Guru sebagai fasilitator & konektor | Guru bukan "penyampai info", tapi pendiagnosis kebutuhan belajar. |
Penilaian | Umpan balik formatif berbasis data | Portofolio & penilaian autentik | Menolak tes standar sebagai satu-satunya ukuran keberhasilan. |
Proses Belajar | Metakognisi (ES: 0.69) | Critical Thinking & Creativity | Penekanan pada berpikir tingkat tinggi (analisis, evaluasi, kreasi). |
Kolaborasi | Efektivitas kolektif guru (ES: 0.62) | Kolaborasi lintas disiplin & budaya | Pembelajaran kolaboratif sebagai kunci membangun pengetahuan. |
Landasan Filosofis | "Know Thy Impact" | "Engage the World, Change the World" | Pendidikan untuk pemberdayaan, bukan sekadar transfer informasi. |
Persamaan Kunci dalam Praktik
PENDEKATAN KONSTRUKTIVIS
Keduanya menolak pembelajaran teacher-centered.
Siswa membangun pengetahuan melalui pengalaman, refleksi, dan interaksi.
PENTINGNYA UMPAN BALIK
Hattie: Umpan balik adalah faktor #1 (ES: 0.73).
Fullan: Umpan balik multidireksional (guru→siswa, siswa→siswa, komunitas→sekolah).
RELEVANSI KONTEKS DUNIA NYATA
Hattie: Pembelajaran efektif ketika terkait kehidupan siswa (relevance).
Fullan: Proyek berbasis masalah kontekstual (contoh: krisis lingkungan).
PENGGUNAAN TEKNOLOGI BERMAKNA
Bukan sekadar digitalisasi materi, tapi alat amplifikasi berpikir (contoh: AI untuk riset, platform kolaborasi global).
KULTUR REFLEKTIF
Guru & siswa terus bertanya:
"Apa yang berhasil? Mengapa? Bagaimana meningkatkan dampaknya?"
Contoh Integrasi dalam Kelas
Topik: Perubahan Iklim
Langkah | Visible Learning | Deep Learning |
---|---|---|
Perencanaan | Tujuan jelas: "Siswa mampu menganalisis penyebab lokal perubahan iklim" | Siswa pilih fokus isu (misal: banjir di Jakarta) sebagai proyek 6Cs |
Proses | Kartu "stop light" untuk cek pemahaman + umpan balik instan | Tim siswa wawancara warga terdampak, analisis data bersama ahli |
Produk | Presentasi argumen berbasis data | Kampanye sosial digital + purwarupa solusi adaptasi iklim |
Refleksi | "Strategi apa yang paling membantumu memahami konsep efek rumah kaca?" | Jurnal refleksi: "Bagaimana kolaborasimu memengaruhi hasil proyek?" |
Perbedaan yang Melengkapi
Visible Learning → Kerangka evaluasi berbasis bukti (evidence-based practice).
Deep Learning → Kerangka desain pengalaman belajar (experience-driven learning).
Keduanya bersinergi:
Hattie memberi "peta" strategi efektif, Fullan memberi "kompas" untuk menavigasi kompleksitas dunia nyata.
Subscribe by Email
Follow Updates Articles from This Blog via Email
No Comments