Tampilkan postingan dengan label Pendidikan Pancasila. Tampilkan semua postingan
thumbnail

Sejarah Kelahiran Pancasila - Pendidikan Pancasila Kelas 7


A. Latar Belakang Kelahiran Pancasila

Setelah Jepang menjajah Indonesia (1942-1945), Jepang berjanji akan memberikan kemerdekaan kepada Indonesia. Untuk mempersiapkan kemerdekaan, dibentuklah BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) pada 29 April 1945.

B. Proses Perumusan Pancasila

1. Sidang Pertama BPUPKI (29 Mei – 1 Juni 1945)

  • Tujuan: Mencari dasar negara untuk Indonesia merdeka.

  • Tokoh-tokoh yang Berpidato:

    • Mr. Muhammad Yamin (29 Mei 1945):
      Mengusulkan 5 dasar negara:

      1. Peri Kebangsaan

      2. Peri Kemanusiaan

      3. Peri Ketuhanan

      4. Peri Kerakyatan

      5. Kesejahteraan Rakyat

    • Prof. Dr. Soepomo (31 Mei 1945):
      Mengusulkan konsep negara integralistik dengan 5 prinsip:

      1. Persatuan

      2. Kekeluargaan

      3. Keseimbangan lahir batin

      4. Musyawarah

      5. Keadilan sosial

    • Ir. Soekarno (1 Juni 1945):

      • Pertama kali mengusulkan nama "Pancasila" sebagai dasar negara.

      • Usulan 5 sila dari Soekarno:

        1. Kebangsaan Indonesia

        2. Internasionalisme atau Peri Kemanusiaan

        3. Mufakat atau Demokrasi

        4. Kesejahteraan Sosial

        5. Ketuhanan Yang Maha Esa

2. Pembentukan Panitia Sembilan (22 Juni 1945)

  • Dibentuk untuk merumuskan dasar negara berdasarkan usulan sidang BPUPKI.

  • Anggota: Soekarno, Hatta, Yamin, Soepomo, dan lainnya.

  • Hasil kerja Panitia Sembilan: Piagam Jakarta (Jakarta Charter) dengan rumusan:

    1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya

    2. Kemanusiaan yang adil dan beradab

    3. Persatuan Indonesia

    4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan

    5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

3. Perubahan pada Sidang PPKI (18 Agustus 1945)

  • Setelah Proklamasi Kemerdekaan (17 Agustus 1945), PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) mengadakan sidang.

  • Piagam Jakarta diubah untuk menjaga persatuan karena keberatan dari tokoh non-Muslim (terutama dari Indonesia Timur).

  • Perubahan penting:

    • Sila pertama menjadi "Ketuhanan Yang Maha Esa" (menghilangkan frasa "dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya").

  • Hasil akhir: Pancasila yang kita kenal sekarang, termuat dalam Pembukaan UUD 1945.

C. Penetapan Pancasila sebagai Dasar Negara

  • 18 Agustus 1945: PPKI menetapkan UUD 1945, termasuk Pembukaan yang memuat Pancasila.

  • Sejak itu, Pancasila resmi menjadi dasar negara Indonesia.

D. Makna 1 Juni sebagai Hari Lahir Pancasila

  • 1 Juni 1945 diperingati sebagai Hari Lahir Pancasila karena pada hari itu Soekarno pertama kali menyampaikan konsep Pancasila.

  • Namun, rumusan finalnya baru disahkan pada 18 Agustus 1945.

E. Tokoh-Tokoh Penting dalam Perumusan Pancasila

  1. Ir. Soekarno – Penggagas nama "Pancasila".

  2. Dr. Mohammad Hatta – Berperan dalam perubahan Piagam Jakarta.

  3. Mr. Muhammad Yamin – Salah satu penyumbang ide awal.

  4. Prof. Soepomo – Memberikan konsep negara integralistik.


F. Nilai Penting Sejarah Pancasila

  • Pancasila dirumuskan melalui musyawarah (sesuai Sila 4).

  • Menunjukkan semangat persatuan (Sila 3) dengan menghargai perbedaan.

  • Menjadi bukti bahwa Indonesia adalah negara yang berkeadilan sosial (Sila 5).

thumbnail

Hubungan Pancasila dengan UUD 45, NKRI (Empat Pilar Kebangsaan) - Pendidikan Pancasila Kelas 9

 


A. Pendahuluan

Pancasila sebagai dasar negara tidak berdiri sendiri, tetapi memiliki hubungan erat dengan:

  1. Kehidupan Bernegara

  2. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia (UUD NRI 1945)

  3. Bhinneka Tunggal Ika

  4. Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)


B. Hubungan Pancasila dengan Kehidupan Bernegara

Pancasila menjadi pedoman dalam menjalankan pemerintahan dan kehidupan berbangsa. Contoh:

  1. Pemerintahan yang Demokratis (Sila 4): Pemilu dilaksanakan secara adil untuk memilih pemimpin.

  2. Keadilan Sosial (Sila 5): Pemerintah membuat program bantuan untuk masyarakat miskin.

  3. Penghormatan HAM (Sila 2): Negara melindungi hak warga negara, seperti hak mendapat pendidikan.


C. Hubungan Pancasila dengan UUD NRI 1945

  1. Kedudukan Pancasila dalam UUD 1945:

    • Pancasila tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 (alinea ke-4) sebagai dasar negara.

    • Batang Tubuh UUD 1945 merupakan penjabaran dari nilai-nilai Pancasila.
      Contoh: Pasal 29 ayat 2 (kebebasan beragama) → Sila 1.

  2. Fungsi UUD 1945:

    • Menjamin hak warga negara sesuai Pancasila.

    • Mengatur pemerintahan agar adil dan demokratis (Sila 4).


D. Hubungan Pancasila dengan Bhinneka Tunggal Ika

  1. Bhinneka Tunggal Ika (artinya: "Berbeda-beda tetapi tetap satu") adalah semboyan bangsa Indonesia yang sesuai dengan:

    • Sila 3 (Persatuan Indonesia): Meskipun terdiri dari berbagai suku, agama, dan budaya, kita tetap satu.

    • Sila 2 (Kemanusiaan yang Adil dan Beradab): Menghargai perbedaan tanpa diskriminasi.

  2. Contoh Penerapan:

    • Toleransi antarumat beragama.

    • Tidak mengejek teman yang berbeda suku.


E. Hubungan Pancasila dengan NKRI

  1. NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) adalah bentuk negara Indonesia yang berdasarkan Pancasila.

  2. Peran Pancasila dalam NKRI:

    • Pemersatu Bangsa: Pancasila menyatukan ribuan pulau dan budaya di Indonesia.

    • Benteng Ancaman: Pancasila mencegah paham yang merusak persatuan, seperti radikalisme dan separatisme.

    • Landasan Kebijakan: Pembangunan nasional harus sesuai nilai Pancasila.

  3. Contoh:

    • Pemerintah menolak gerakan yang ingin memecah belah NKRI (Sila 3).

    • Pembangunan infrastruktur merata di seluruh Indonesia (Sila 5).


F. Contoh Kasus Integrasi Pancasila dalam Kehidupan Bernegara

  1. Kasus Positif:

    • Pemerintah mengadakan program Kartu Indonesia Pintar (KIP) untuk pendidikan anak kurang mampu → Sila 5.

    • Musyawarah mufakat di DPR dalam membuat undang-undang → Sila 4.

  2. Kasus Negatif:

    • Konflik antarumat beragama → Bertentangan dengan Sila 1 dan 3.

    • Korupsi dana bantuan sosial → Melanggar Sila 2 dan 5.


thumbnail

Pancasila Sebagai Dasar Negara, Pandangan Hidup dan Ideologi Negara - Pendidikan Pancasila Kelas 8


A. Pengertian Pancasila

Pancasila adalah dasar negara Indonesia yang terdiri dari lima sila (prinsip) yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945. Nama "Pancasila" berasal dari bahasa Sanskerta: panca (lima) dan sila (prinsip).

Lima Sila Pancasila:

  1. Ketuhanan Yang Maha Esa.

  2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab.

  3. Persatuan Indonesia.

  4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan.

  5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.


B. Pancasila sebagai Dasar Negara

Pancasila menjadi dasar negara karena:

  1. Landasan Konstitusional: Pancasila tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 yang menjadi sumber hukum tertinggi di Indonesia.

  2. Pedoman Pembuatan Kebijakan: Semua peraturan dan hukum di Indonesia harus sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.

  3. Ciri Khas Bangsa: Pancasila membedakan Indonesia dengan negara lain dan mempersatukan keragaman suku, agama, dan budaya.

Contoh Penerapan:

  • Pemerintah membuat undang-undang yang melindungi hak beragama (Sila 1).

  • Sekolah mengajarkan toleransi antarumat beragama (Sila 2).


C. Pancasila sebagai Pandangan Hidup

Pancasila sebagai pandangan hidup berarti nilai-nilainya dijadikan pedoman dalam bersikap dan bertingkah laku sehari-hari.

Contoh Penerapan:

  1. Sila 1: Menghormati teman yang berbeda agama.

  2. Sila 3: Menggunakan produk dalam negeri untuk mendukung persatuan.

  3. Sila 5: Membantu orang yang membutuhkan, seperti menyumbang untuk korban bencana.


D. Pancasila sebagai Ideologi Negara

Pancasila sebagai ideologi berarti menjadi sistem nilai yang dijadikan tujuan bersama bangsa Indonesia, yaitu:

  • Masyarakat adil dan makmur.

  • Negara yang bersatu dan demokratis.

  • Kehidupan berbangsa yang rukun dan toleran.

Perbedaan dengan Ideologi Lain:

  • Pancasila bersifat terbuka, artinya bisa menyesuaikan zaman tanpa mengubah nilai dasarnya.

  • Ideologi lain seperti komunisme (mengutamakan kepemilikan bersama) atau liberalisme (kebebasan individu) tidak cocok dengan budaya Indonesia.


E. Pentingnya Menghayati dan Mengamalkan Pancasila

Sebagai pelajar, kita bisa mengamalkan Pancasila dengan:

  1. Menghargai pendapat teman saat diskusi kelompok (Sila 4).

  2. Tidak melakukan bullying (Sila 2).

  3. Gotong royong membersihkan kelas (Sila 5).


F. Contoh Kasus Pelanggaran Pancasila

  • Diskriminasi terhadap suku/agama tertentu → Bertentangan dengan Sila 2 dan 3.

  • Korupsi → Melanggar Sila 5 (keadilan sosial).

thumbnail

Materi PSASP Pendidikan Pancasila Per Indikator

 


1. Nilai Sila Pancasila

Indikator: Menentukan lambang sila Pancasila.
Materi:

  • Sila 1 (Ketuhanan Yang Maha Esa): Lambang bintang.

  • Sila 2 (Kemanusiaan yang Adil dan Beradab): Rantai.

  • Sila 3 (Persatuan Indonesia): Pohon beringin.

  • Sila 4 (Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan): Kepala banteng.

  • Sila 5 (Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia): Padi dan kapas.


2. Nilai Sila Pancasila

Indikator: Menentukan sila Pancasila berdasarkan pengamalannya.
Materi:

  • Contoh pengamalan:

    • Sila 1: Beribadah sesuai agama masing-masing.

    • Sila 2: Menolong teman yang kesulitan.

    • Sila 3: Menggunakan bahasa Indonesia yang baik.

    • Sila 4: Bermusyawarah untuk mengambil keputusan.

    • Sila 5: Membantu orang lain yang membutuhkan.


3. Keberagaman Budaya dan Agama di Indonesia

Indikator: Menentukan daerah asal rumah adat berdasarkan gambar.
Materi:

  • Rumah adat dan asal daerah:

    • Joglo (Jawa Tengah/Yogyakarta).

    • Gadang (Sumatera Barat).

    • Honai (Papua).

    • Tongkonan (Sulawesi Selatan).


4. Keberagaman Budaya dan Agama di Indonesia

Indikator: Menentukan cara melestarikan budaya.
Materi:

  • Contoh cara melestarikan budaya:

    • Mempelajari tarian tradisional.

    • Menggunakan bahasa daerah.

    • Mengadakan festival budaya.


5. Keberagaman Budaya dan Agama di Indonesia

Indikator: Menentukan pentingnya keberagaman karakteristik di sekolah.
Materi:

  • Manfaat keberagaman:

    • Menumbuhkan sikap toleransi.

    • Memperkaya pengetahuan tentang budaya lain.

    • Meningkatkan kerja sama.


6. Mengamalkan Nilai Pancasila

Indikator: Mengidentifikasi pengamalan nilai Pancasila sesuai sila-silanya.
Materi:

  • Contoh pengamalan:

    • Sila 1: Menghormati teman yang beribadah.

    • Sila 3: Mengikuti upacara bendera dengan khidmat.


7. Mengenal Norma, Hak, dan Kewajiban

Indikator: Menyebutkan istilah norma yang diakui masyarakat.
Materi:

  • Jenis norma:

    • Norma agama (berdasarkan ajaran agama).

    • Norma hukum (berdasarkan peraturan negara).

    • Norma kesopanan (berdasarkan adat istiadat).


8. Mengenal Norma, Hak, dan Kewajiban

Indikator: Menentukan keseimbangan hak dan kewajiban sesuai Pancasila.
Materi:

  • Contoh:

    • Hak: Mendapat pendidikan.

    • Kewajiban: Belajar dengan rajin.


9. Bermusyawarah

Indikator: Menentukan ciri-ciri musyawarah.
Materi:

  • Ciri musyawarah:

    • Dilakukan secara bersama-sama.

    • Menghargai pendapat orang lain.

    • Hasil keputusan diambil secara mufakat.


10. Mengenal Norma, Hak, dan Kewajiban

Indikator: Mengidentifikasi kewajiban anak di rumah.
Materi:

  • Contoh kewajiban:

    • Membantu orang tua.

    • Menjaga kebersihan rumah.


11. Keberagaman Budaya dan Agama di Indonesia

Indikator: Menyebutkan asal suku bangsa di Indonesia.
Materi:

  • Contoh suku: Jawa, Sunda, Batak, Minang, Dayak, Bugis.


12. Struktur Pemerintahan

Indikator: Menentukan wilayah yang dipimpin oleh Kepala Desa.
Materi:

  • Kepala Desa memimpin wilayah desa.


13. Struktur Pemerintahan

Indikator: Menentukan perangkat desa yang membantu Kepala Desa.
Materi:

  • Contoh perangkat desa: Sekretaris Desa, Kepala Urusan, Kepala Dusun.


14. Struktur Pemerintahan

Indikator: Menentukan cara pemilihan Kepala Desa.
Materi:

  • Dipilih langsung oleh warga desa melalui pemilihan.


15. Menjaga Persatuan dan Kesatuan dengan Gotong Royong

Indikator: Menjelaskan manfaat gotong royong.
Materi:

  • Manfaat: Mempererat persatuan, meringankan pekerjaan.


16. Menjaga Persatuan dan Kesatuan dengan Gotong Royong

Indikator: Mengidentifikasi istilah gotong royong di Bali.
Materi:

  • Istilah: "Ngayah" (kegiatan gotong royong di Bali).


17. Keberagaman Budaya dan Agama di Indonesia

Indikator: Menjelaskan cara memelihara keberagaman budaya dan agama.
Materi:

  • Contoh: Saling menghormati perbedaan, tidak memaksakan kepercayaan.


18. Keberagaman Budaya dan Agama di Indonesia

Indikator: Mengidentifikasi dampak negatif jika tidak ada toleransi.
Materi:

  • Dampak: Konflik, perpecahan, ketidakharmonisan.


19. Keberagaman Budaya dan Agama di Indonesia

Indikator: Menjelaskan makna toleransi beragama.
Materi:

  • Toleransi: Menghargai dan menghormati perbedaan agama orang lain.


20. Struktur Pemerintahan

Indikator: Menjelaskan maksud "provinsi sebagai bagian dari NKRI".
Materi:

  • Provinsi adalah wilayah administratif yang menjadi bagian tidak terpisahkan dari Indonesia.


21. Proses Perumusan dan Nilai-Nilai Pancasila

Indikator: Mengidentifikasi pembentukan BPUPKI.
Materi:

  • BPUPKI dibentuk pada 29 April 1945 oleh Jepang untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia.


22. Bermusyawarah

Indikator: Menjelaskan manfaat bermusyawarah.
Materi:

  • Manfaat: Menghasilkan keputusan yang adil, mempererat hubungan.


23. Keberagaman Budaya dan Agama di Indonesia

Indikator: Mengidentifikasi sikap menghargai keberagaman budaya.
Materi:

  • Contoh sikap: Tidak mengejek budaya lain, ikut melestarikan budaya.


24. Proses Perumusan dan Nilai-Nilai Pancasila

Indikator: Menentukan hasil sidang pertama PPKI.
Materi:

  • Hasil sidang: Menetapkan UUD 1945, memilih Presiden dan Wakil Presiden.


25. Bermusyawarah

Indikator: Mengidentifikasi sikap pemimpin musyawarah.
Materi:

  • Sikap: Adil, bijaksana, mendengarkan semua pendapat.

26. Menjaga Persatuan dan Kesatuan dengan Gotong Royong

Indikator: Menjelaskan manfaat gotong royong berdasarkan gambar.
Materi:

  • Contoh manfaat:

    • Mempercepat penyelesaian pekerjaan (misal: membersihkan lingkungan).

    • Mempererat hubungan sosial warga.


27. Menjaga Persatuan dan Kesatuan dengan Gotong Royong

Indikator: Mengidentifikasi kegiatan gotong royong di masyarakat.
Materi:

  • Contoh kegiatan:

    • Kerja bakti membersihkan jalan.

    • Membangun rumah bersama warga.


28. Menjaga Persatuan dan Kesatuan dengan Gotong Royong

Indikator: Menentukan kegiatan gotong royong di rumah berdasarkan bacaan.
Materi:

  • Contoh:

    • Membersihkan rumah bersama keluarga.

    • Menanam pohon di halaman.


29. Menjaga Persatuan dan Kesatuan dengan Gotong Royong

Indikator: Menjelaskan hal yang diperhatikan dalam pengambilan keputusan bersama.
Materi:

  • Prinsip musyawarah:

    • Menghargai pendapat orang lain.

    • Keputusan diambil secara mufakat.


30. Menjaga Persatuan dan Kesatuan dengan Gotong Royong

Indikator: Menentukan pernyataan yang sesuai dengan gotong royong.
Materi:

  • Contoh pernyataan:

    • "Warga bergotong royong membangun pos ronda."


31. Menjaga Persatuan dan Kesatuan dengan Gotong Royong

Indikator: Menentukan kegiatan yang tidak bisa dilakukan secara gotong royong.
Materi:

  • Contoh:

    • Ujian sekolah (kegiatan individu).


32. Keberagaman Budaya dan Agama di Indonesia

Indikator: Menyebutkan perilaku yang merusak persatuan dalam keberagaman.
Materi:

  • Contoh perilaku:

    • Menghina agama lain.

    • Merendahkan budaya suku tertentu.


33. Menjaga Persatuan dan Kesatuan dengan Gotong Royong

Indikator: Menjelaskan bahasa persatuan di Indonesia.
Materi:

  • Bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu.


34. Menjaga Persatuan dan Kesatuan dengan Gotong Royong

Indikator: Menjelaskan tindakan yang membahayakan persatuan bangsa.
Materi:

  • Contoh:

    • Tawuran antarkelompok.

    • Penyebaran berita hoaks.


35. Menjaga Persatuan dan Kesatuan dengan Gotong Royong

Indikator: Menentukan faktor penghambat gotong royong.
Materi:

  • Contoh:

    • Sikap individualis.

    • Kurangnya kesadaran masyarakat.


36. Menjaga Persatuan dan Kesatuan dengan Gotong Royong

Indikator: Menjelaskan usaha pemimpin bangsa dalam membina persatuan.
Materi:

  • Contoh:

    • Menyampaikan pesan persatuan melalui pidato.

    • Membuat program kerja sama antardaerah.


37. Struktur Pemerintahan

Indikator: Mengidentifikasi perbedaan desa dan kelurahan.
Materi:

  • Desa: Dipimpin oleh kepala desa, dipilih warga.

  • Kelurahan: Dipimpin oleh lurah, diangkat oleh pemerintah.


38. Menghargai Keragaman Suku Bangsa dan Budaya

Indikator: Menunjukkan sikap menghargai perbedaan agama.
Materi:

  • Contoh sikap:

    • Tidak mengganggu ibadah orang lain.

    • Memberi ucapan selamat hari raya.


39. Menghargai Keragaman Suku Bangsa dan Budaya

Indikator: Mengidentifikasi pakaian adat daerah berdasarkan gambar.
Materi:

  • Contoh pakaian adat:

    • Baju Bodo (Sulawesi Selatan).

    • Ulos (Sumatera Utara).

    • Kebaya (Jawa).


40. Struktur Pemerintahan

Indikator: Mengidentifikasi sebutan pemimpin provinsi.
Materi:

  • Gubernur adalah pemimpin wilayah provinsi.


41. Bermusyawarah

Indikator: Menentukan pengamalan sila Pancasila dari bacaan.
Materi:

  • Contoh:

    • Musyawarah untuk mufakat (Sila ke-4).


42. Bermusyawarah

Indikator: Menjelaskan sikap yang mencerminkan Pancasila dalam musyawarah.
Materi:

  • Contoh sikap:

    • Menghormati pendapat orang lain (Sila ke-2).


43. Mengenal Norma, Hak, dan Kewajiban

Indikator: Mengidentifikasi aturan berdasarkan bacaan.
Materi:

  • Contoh aturan:

    • Larangan membuang sampah sembarangan.


44. Keberagaman Budaya dan Agama di Indonesia

Indikator: Mengidentifikasi keberagaman berdasarkan gambar.
Materi:

  • Contoh keberagaman:

    • Pakaian adat, rumah ibadah, tarian tradisional.


45. Struktur Pemerintahan

Indikator: Mengidentifikasi fungsi DPRD Provinsi.
Materi:

  • Fungsi:

    • Membuat peraturan daerah.

    • Mengawasi kinerja gubernur.


46. Mengenal Norma, Hak, dan Kewajiban

Indikator: Mengidentifikasi kewajiban anak di rumah.
Materi:

  • Contoh:

    • Menghormati orang tua.

    • Belajar dengan tekun.


47. Proses Perumusan dan Nilai-Nilai Pancasila

Indikator: Menentukan tanggal dibubarkannya BPUPKI.
Materi:

  • BPUPKI dibubarkan pada 7 Agustus 1945, digantikan PPKI.


48. Proses Perumusan dan Nilai-Nilai Pancasila

Indikator: Menentukan anggota Panitia Sembilan.
Materi:

  • Anggota:

    • Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, Mr. Achmad Soebardjo, dll.


49. Proses Perumusan dan Nilai-Nilai Pancasila

Indikator: Menentukan isi pidato Ir. Soekarno di sidang BPUPKI.
Materi:

  • Pidato 1 Juni 1945:

    • Mengusulkan Pancasila sebagai dasar negara.


50. Mengenal Norma, Hak, dan Kewajiban

Indikator: Menyebutkan fungsi norma agama.
Materi:

  • Fungsi:

    • Memberikan pedoman hidup beriman.

    • Mengatur hubungan manusia dengan Tuhan.


51. Keberagaman Budaya dan Agama di Indonesia (Uraian)

Indikator: Menyebutkan faktor terjadinya keberagaman di Indonesia.
Materi:

  • Faktor:

    • Kondisi geografis (kepulauan).

    • Pengaruh budaya asing.


52. Struktur Pemerintahan (Uraian)

Indikator: Menyebutkan perbedaan pemerintah kabupaten dan kota madya.
Materi:

  • Kabupaten: Wilayah pedesaan, dipimpin bupati.

  • Kota: Wilayah urban, dipimpin walikota.


53. Mengenal Norma, Hak, dan Kewajiban (Uraian)

Indikator: Menyebutkan contoh kewajiban anak di sekolah.
Materi:

  • Contoh:

    • Mengerjakan tugas.

    • Mematuhi tata tertib sekolah.


54. Proses Perumusan dan Nilai-Nilai Pancasila (Uraian)

Indikator: Mengidentifikasi isi pidato Soekarno tentang lima prinsip dasar negara.
Materi:

  • Lima prinsip (1 Juni 1945):

    1. Kebangsaan Indonesia.

    2. Internasionalisme.

    3. Mufakat/demokrasi.

    4. Kesejahteraan sosial.

    5. Ketuhanan.


55. Menjaga Persatuan dan Kesatuan dengan Gotong Royong (Uraian)

Indikator: Menentukan manfaat gotong royong.
Materi:

  • Manfaat:

    • Memperkuat solidaritas.

    • Meningkatkan kebersihan lingkungan.