Tampilkan postingan dengan label Sejarah. Tampilkan semua postingan
thumbnail

Sejarah Runtuhnya Uni Soviet


Uni Soviet adalah negara sosialis pertama dan adidaya yang berdiri sejak tahun 1922. Runtuhnya terjadi secara resmi pada 26 Desember 1991, ketika Dewan Republik Majelis Tertinggi USSR membubarkan diri dan mengakui kemerdekaan 15 republik anggota yang membentuknya. Federasi raksasa yang berideologi komunis ini bubar tidak dengan pemberontakan berdarah, tetapi melalui disintegrasi dan deklarasi kemerdekaan republik-republiknya.

Peristiwa ini menandai berakhirnya Perang Dingin antara Blok Timur (dipimpin USSR) dan Blok Barat (dipimpin Amerika Serikat).


Penyebab-Penyebab Runtuhnya Uni Soviet

Keruntuhan USSR adalah hasil dari akumulasi masalah struktural selama puluhan tahun yang diperparah oleh kebijakan dan peristiwa tertentu pada era 1980-an.

1. Kelemahan Struktural Ekonomi (Stagnasi)

  • Ekonomi Terkomando yang Tidak Efisien: Sistem ekonomi terpusat (komando) gagal mengikuti perkembangan ekonomi global. Produksi ditentukan oleh perencana pusat (Gosplan), bukan oleh permintaan pasar, sehingga menyebabkan kelangkaan barang konsumen dan inefisiensi.

  • "Era Stagnasi" (Zastoy): Di bawah kepemimpinan Leonid Brezhnev (1964-1982), ekonomi Soviet mengalami stagnasi parah. Korupsi merajalela, innovation terhambat, dan industri tertinggal jauh dari Barat.

  • Lomba Senjata: Persaingan senjata nuklir dan teknologi dengan AS (terutama program "Star Wars" Reagan) menghabiskan cadangan devisa dan sumber daya USSR yang sudah menipis.

2. Kebijakan Reformasi Gorbachev (Perestroika dan Glasnost)

Kebijakan Mikhail Gorbachev, yang dimaksudkan untuk menyelamatkan USSR, justru menjadi katalisator percepatan keruntuhannya.

  • Perestroika (Restrukturisasi): Upaya reformasi ekonomi dengan memasukkan sedikit elemen pasar. Kebijakan ini gagal karena setengah hati dan ditentang oleh birokrat Partai Komunis yang konservatif.

  • Glasnost (Keterbukaan): Kebijakan membuka ruang kebebasan berpendapat dan transparansi informasi. Ini membuka kotak Pandora:

    • Masyarakat mulai mengkritik pemerintah dan Partai Komunis secara terbuka.

    • Sejarah kelam USSR (seperti Pembersihan Stalin, Holodomor) diungkap ke publik.

    • Isu-isu nasionalisme dan gerakan kemerdekaan di republik-republik Baltik (Lithuania, Latvia, Estonia), Kaukasus, dan lainnya mendapatkan ruang untuk bersuara.

3. Kebangkitan Nasionalisme

  • USSR adalah federasi dari lebih dari 100 etnis yang berbeda. Kebijakan "Rusifikasi" dan penindasan terhadap identitas lokal menumbuhkan rasa tidak puas.

  • Glasnost memicu republik-republik anggota untuk menuntut kedaulatan yang lebih besar bahkan kemerdekaan penuh. Gerakan ini terutama kuat di republik Baltik, Georgia, Armenia, dan Moldova.

4. Krisis Legitimasi Ideologi Komunisme

  • Rakyat Soviet semakin tidak percaya pada ideologi Komunis yang janjinya tidak terwujud. Mereka melihat kemakmuran Barat melalui media dan menyadari bahwa mereka tertinggal jauh.

  • Gorbachev menghentikan Doktrin Brezhnev (intervensi di negara satelit), yang memicu revolusi demokratis di Eropa Timur pada tahun 1989 (Jatuhnya Tembok Berlin, Revolusi Velvet di Cekoslowakia). Runtuhnya tembok pembatas ini semakin melemahkan pengaruh dan wibawa USSR.

5. Faktor Eksternal

  • Tekanan dari Barat: Kebijakan Presiden AS Ronald Reagan yang ofensif (seperti Strategic Defense Initiative/SDI) memaksa USSR masuk ke lomba senjata yang tidak sanggup dibiayainya.

  • Harga Minyak Jatuh: Pada pertengahan 1980-an, harga minyak dunia—sumber devisa utama USSR—anjlok, memperparah krisis ekonomi.


Kronologi Keruntuhan (1989-1991)

  1. 1989: Runtuhnya Blok Timur - Negara-negara satelit Soviet di Eropa Timur menggulingkan pemerintahan komunis mereka secara damai (kecuali Rumania). Tembok Berlin runtuh.

  2. 1990: "Kedaulatan" dan Pemilihan Bebas - Banyak republik Soviet menyatakan "kedaulatan" atas hukum USSR. Boris Yeltsin, seorang reformis yang menentang Gorbachev, terpilih sebagai Presiden Republik Rusia.

  3. Agustus 1991: Kudeta Militer (The August Coup) - Kelompok garis keras dari Partai Komunis, militer, dan KGB melakukan kudeta terhadap Gorbachev yang sedang berlibur. Mereka ingin menghentikan reformasi dan mempertahankan USSR.

  4. Kegagalan Kudeta - Boris Yeltsin memimpin perlawanan rakyat dari atas tank di luar Gedung Putih Rusia. Kudeta gagal total dalam tiga hari, tetapi justru menghancurkan kewibawaan Partai Komunis dan Gorbachev.

  5. Pasca-Kudeta: Titik Tidak Balik - Setelah kudeta gagal:

    • Boris Yeltsin dan para pemimpin republik lainnya mengambil alih kekuasaan dari pemerintah pusat Soviet.

    • Yeltsin membekukan kegiatan Partai Komunis di Rusia.

    • Satu per satu republik menyatakan kemerdekaan penuh.

  6. 8 Desember 1991: Perjanjian Pembubaran - Pemimpin Rusia (Yeltsin), Ukraina, dan Belarus bertemu secara rahasia di Hutan Białowieża. Mereka menandatangani perjanjian yang menyatakan bahwa USSR bubar dan digantikan oleh Commonwealth of Independent States (CIS).

  7. 25 Desember 1991: Pengunduran Diri Gorbachev - Mikhail Gorbachev mengundurkan diri sebagai Presiden USSR. Bendera Soviet di Kremlin diturunkan untuk terakhir kalinya dan diganti dengan bendera Rusia.

  8. 26 Desember 1991: Pembubaran Resmi - Dewan Soviet Tertinggi membubarkan diri secara formal, mengakhiri eksistensi Uni Soviet.


Dampak dan Warisan

  1. Lahirnya 15 Negara Baru: USSR pecah menjadi 15 negara independen:

    • Rusia (menjadi negara penerus utama)

    • Ukraina, Belarus, Moldova

    • Negara Baltik: Lithuania, Latvia, Estonia

    • Negara Kaukasus: Georgia, Armenia, Azerbaijan

    • Negara Asia Tengah: Kazakhstan, Uzbekistan, Turkmenistan, Kirgizstan, Tajikistan

  2. Akhir Perang Dingin: Dunia tidak lagi bipolar. AS muncul sebagai satu-satunya adidaya.

  3. Transisi Ekonomi yang Sulit: Negara-negara bekas USSR mengalami transisi ekonomi yang menyakitkan dari sistem terpusat ke ekonomi pasar, menyebabkan hiperinflasi dan kemiskinan massal pada era 1990-an.

  4. Ketegangan Etnis dan Teritorial: Perebutan wilayah dan konflik etnis yang sebelumnya ditekan oleh Moscow meletus (seperti perang Nagorno-Karabakh, perang Chechnya, dan konflik di Georgia). Sengketa Crimea dan Donbas antara Rusia dan Ukraina yang terjadi sekarang adalah warisan langsung dari pembubaran USSR ini.

  5. Warisan Geopolitik: Runtuhnya USSR menciptakan "lapangan kekuasaan" baru di Eropa Timur dan Asia Tengah, yang menjadi arena persaingan pengaruh antara Rusia, Barat, dan Tiongkok hingga hari ini.

thumbnail

Revolusi Rusia: Runtuhnya Kekaisaran dan Lahirnya Uni Soviet


Revolusi Rusia: Runtuhnya Kekaisaran dan Lahirnya Uni Soviet

Revolusi Rusia adalah salah satu peristiwa paling penting abad ke-20 yang mengguncang dunia. Peristiwa ini bukan hanya satu revolusi, melainkan serangkaian revolusi pada tahun 1917 yang mengakibatkan runtuhnya Kekaisaran Rusia dan berdirinya Uni Soviet (USSR), negara komunis pertama di dunia. Dampaknya memengaruhi politik global, ideologi, dan hubungan internasional selama sisa abad ini.

Revolusi ini dapat dibagi menjadi dua fase utama:

  1. Revolusi Februari (Maret 1917 menurut kalender Gregorian): Menggulingkan Tsar Nicholas II dan mendirikan Pemerintahan Sementara.

  2. Revolusi Oktober (November 1917 menurut kalender Gregorian): Menggulingkan Pemerintahan Sementara dan membawa Bolshevik pimpinan Vladimir Lenin ke kekuasaan.


Latar Belakang dan Penyebab

Akar revolusi ini sangat dalam dan telah tertanam selama beberapa dekade:

  1. Struktur Politik yang Otoriter:

    • Rusia dipimpin oleh seorang Tsar (kaisar) yang memerintah secara absolut dengan sistem autokrasi.

    • Tidak ada parlement yang demokratis (Duma yang dibentuk setelah 1905 sangat lemah).

    • Penindasan terhadap kebebasan berpendapat, pers, dan berkumpul oleh polisi rahasia (Okhrana).

  2. Ketimpangan Sosial dan Ekonomi yang Ekstrem:

    • Mayoritas penduduk adalah petani miskin (serf dibebaskan pada 1861 tetapi tetap miskin dan menginginkan tanah).

    • Kelas bangsawan (aristokrat) memiliki sebagian besar tanah dan kekayaan.

    • Industrialisasi yang dimulai akhir abad ke-19 menciptakan kelas buruh (proletariat) urban yang hidup dalam kemiskinan dan kondisi kerja yang buruk di kota-kota seperti Petrograd (St. Petersburg) dan Moskow.

  3. Kekalahan dan Keresahan akibat Perang:

    • Perang Dunia I (1914-1918) adalah pemicu utama.

    • Rusia menderita kekalahan besar dan korban jiwa yang sangat tinggi (sekitar 1,7 juta tewas).

    • Ekonomi hancur, terjadi kelaparan di kota-kota, dan tentara kehilangan moral. Rakyat menyalahkan pemerintahan Tsar yang dianggap tidak kompeten.

  4. Pengaruh Ideologi:

    • Ide-ide Karl Marx tentang sosialisme dan revolusi proletariat menyebar di kalangan intelektual dan buruh.

    • Partai-partai revolusioner seperti Bolshevik (radikal) dan Menshevik (moderat) tumbuh, meskipun sering ditekan.

  5. Peristiwa Bloody Sunday (1905):

    • Sebuah demonstrasi damai yang berakhir dengan pembantaian oleh tentara Tsar melemahkan legitimasi pemerintahan dan merupakan "gladi resik" untuk revolusi 1917.


Jalannya Revolusi 1917

1. Revolusi Februari (8 - 12 Maret 1917)

  • Awal: Dimulai dengan unjuk rasa dan pemogokan besar-besaran oleh buruh wanita dan buruh di Petrograd yang memprotes kelangkaan makanan.

  • Eskalasi: Unjuk rasa berubah menjadi huru-hara umum. Tentara yang dikirim untuk membubarkan demonstran justru berbalik memihak rakyat.

  • Hasil: Tsar Nicholas II turun takhta pada 15 Maret 1917. Kekaisaran Rusia runtuh.

  • Kekuasaan Ganda: Terbentuk dua kekuatan:

    • Pemerintahan Sementara: Dipimpin oleh kaum liberal dan moderat (seperti Alexander Kerensky), bertugas memimpin hingga pemilihan umum.

    • Soviet: Dewan yang terdiri dari perwakilan buruh, petani, dan tentara. Soviet Petrograd memiliki pengaruh besar, terutama di antara rakyat biasa dan tentara.

Pemerintahan Sementara membuat kesalahan fatal: terus melanjutkan perang melawan Jerman, yang sangat tidak populer.

2. Revolusi Oktober (6 - 7 November 1917)

  • Peran Lenin: Vladimir Lenin, pemimpin Bolshevik, kembali dari pengasingan dengan bantuan Jerman (yang berharap Rusia akan keluar dari perang). Dia menyerukan slogan "Bread, Peace, Land" (Roti, Perdamaian, Tanah) yang sangat menarik bagi rakyat.

  • Kudeta Bolshevik: Pada malam tanggal 6-7 November, kaum Bolshevik, yang diorganisir oleh Leon Trotsky, merebut titik-titik vital di Petrograd (stasiun kereta api, bank, kantor telegraf) dengan hampir tanpa pertumpahan darah.

  • Serangan ke Istana Musim Dingin: Mereka menyerang markas Pemerintahan Sementara di Istana Musim Dingin dan menangkap para menterinya.

  • Hasil: Kekuasaan direbut oleh Bolshevik. Lenin membentuk pemerintahan baru yang disebut Dewan Komisar Rakyat.


Akibat dan Dampak

  1. Perang Saudara Rusia (1917 - 1923):

    • Kekuatan anti-Bolshevik (Tentara Putih) didukung oleh AS, Inggris, Prancis, dan Jepang, berperang melawan Tentara Merah Bolshevik (diperkuat oleh Trotsky).

    • Tentara Merah akhirnya menang, tetapi perang ini menyebabkan kelaparan, penyakit, dan kematian sekitar 10-15 juta orang.

  2. Pembentukan Uni Soviet (1922):

    • Setelah memenangkan perang saudara, Bolshevik membentuk Uni Republik Sosialis Soviet (USSR) pada tahun 1922.

  3. Kematian Keluarga Romanov:

    • Tsar Nicholas II dan keluarganya dieksekusi oleh Bolshevik pada Juli 1918.

  4. Dampak Global:

    • Perang Dingin: Lahirnya Uni Soviet memicu konflik ideologi dengan dunia kapitalis barat yang berlangsung puluhan tahun.

    • Penyebaran Komunisme: Revolusi ini menjadi inspirasi bagi gerakan komunis dan revolusioner di seluruh dunia.

    • Keluar dari PD I: Rusia menandatangani Perjanjian Brest-Litovsk dengan Jerman pada Maret 1918, menarik diri dari perang dengan menyerahkan wilayah yang luas.

Ringkasan Kronologi

TahunPeristiwaKeterangan
1905Revolusi Rusia 1905Gladi resik revolusi, dibentuknya Duma.
1914PD I DimulaiRusia terlibat dengan korban besar.
Feb 1917Revolusi FebruariTsar turun tahta, Pemerintahan Sementara berdiri.
Apr 1917Lenin KembaliMenerbitkan "April Theses" menentang pemerintah.
Jul 1917Hari-hari JuliDemonstrasi Bolshevik gagal, Lenin melarikan diri.
Okt 1917Revolusi OktoberBolshevik merebut kekuasaan.
1918-1923Perang SaudaraTentara Merah vs. Tentara Putih. Bolshevik menang.
1922USSR DibentukNegara komunis pertama berdiri.
thumbnail

Gerakan Anti-Swapraja di Indonesia


Gerakan Anti Swapraja adalah sebuah gerakan sosial-politik yang muncul pada masa awal kemerdekaan Indonesia (1945-1950an) yang menentang keberadaan dan kekuasaan daerah swapraja atau zelfbestuuren.

Daerah Swapraja adalah bekas wilayah kerajaan, kesultanan, atau keadipatian yang memiliki otonomi khusus di bawah pemerintahan kolonial Hindia Belanda. Penguasa daerah ini (seperti sultan, raja, atau adipati) mempertahankan tahta dan kekuasaan tradisional mereka dengan menjadi bagian dari struktur administrasi kolonial. Setelah proklamasi kemerdekaan, keberadaan daerah-daerah ini dianggap tidak sesuai dengan semangat republik yang demokratis dan egaliter.


Latar Belakang dan Penyebab Gerakan

Gerakan ini muncul karena beberapa faktor utama:

  1. Benturan dengan Semangat Revolusi dan Republik:

    • Indonesia memproklamirkan diri sebagai Republik, di mana kedaulatan berada di tangan rakyat. Sistem swapraja dianggap sebagai benteng feodalisme yang oligarkis, dimana kekuasaan diwariskan berdasarkan keturunan, bukan dipilih oleh rakyat.

    • Kaumat revolusioner, pemuda, dan intelektual menginginkan sebuah negara kesatuan yang modern dan merdeka, bebas dari sisa-sisa struktur kolonial dan feodal.

  2. Keterlibatan dalam Sistem Kolonial:

    • Banyak penguasa swapraja dianggap sebagai kaki tangan Belanda (kolaborator). Mereka mendapatkan kekuasaan dan hak istimewa mereka justru karena didukung oleh pemerintah kolonial. Setelah Belanda pergi, loyalitas mereka dipertanyakan.

  3. Penindasan dan Eksploitasi Sosial-Ekonomi:

    • Sistem swapraja seringkali menindas rakyat kecil. Rakyat dibebani oleh berbagai kewajiban feodal seperti kerja rodi, pungutan wajib (upeti), dan kewajiban adat yang memberatkan.

    • Penguasa swapraja hidup dalam kemewahan, sementara rakyatnya hidup dalam kemiskinan. Ketimpangan sosial-ekonomi ini memicu kemarahan.

  4. Upaya Belanda Mempertahankan Swapraja via RIS:

    • Belanda, melalui Republik Indonesia Serikat (RIS) hasil dari Konferensi Meja Bundar (KMB) 1949, berusaha mempertahankan keberadaan swapraja sebagai negara bagian atau daerah otonom. Ini dilihat sebagai strategi Belanda untuk memecah belah Indonesia. Gerakan anti swapraja menjadi bagian dari perjuangan menentang federalisme (RIS) dan memperjuangkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).


Sejarah Singkat dan Perkembangan

  • Masa Revolusi (1945-1949): Gerakan ini mulai muncul di berbagai daerah, terutama di luar Jawa. Aksi-aksi berupa demonstrasi, pemogokan, dan pengambilalihan aset-aset swapraja oleh rakyat sering terjadi. Pemerintah Republik di Yogyakarta menghadapi dilema: di satu sisi mendukung semangat anti-feodal, di sisi lain membutuhkan dukungan dari penguasa lokal dalam perjuangan melawan Belanda.

  • Puncaknya (1950-an): Setelah pembubaran RIS dan kembali ke NKRI pada 1950, tekanan untuk menghapus swapraja semakin kuat. Pemerintah Pusat, di bawah Perdana Menteri, mulai menerbitkan undang-undang untuk mengintegrasikan daerah swapraja ke dalam administrasi Republik.

  • Peran Sentral TNI-AD: Tentara (TNI-AD) seringkali menjadi aktor kunci dalam mendukung gerakan rakyat melawan swapraja. Mereka turun tangan untuk "mengamankan" daerah dan memaksa penguasa swapraja melepas kekuasaannya.


Bentuk-Bentuk Perlawanan dan Akhir dari Swapraja

Gerakan anti swapraja mewujud dalam berbagai bentuk:

  1. Demonstrasi dan Protes: Rakyat dan organisasi pemuda menggelar unjuk rasa menuntut pembubaran swapraja.

  2. Pembentukan Lembaga Tandingan: Rakyat mendirikan "Dewan Rakyat" atau "Badan Perjuangan" untuk mengambil alih fungsi pemerintahan dari tangan raja.

  3. Intervensi Pemerintah Pusat: Pemerintah mengeluarkan peraturan yang menghapus status khusus daerah swapraja. Yang paling penting adalah:

    • UU No. 1 Tahun 1957 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan Daerah. Undang-undang ini menghapuskan semua daerah swapraja dan menyeragamkannya menjadi Kabupaten atau Kotapraja di bawah pemerintah daerah yang dipilih.

    • UU No. 18 Tahun 1965 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan Daerah (yang kemudian diganti UU No. 5 Tahun 1974). UU ini semakin memperkuat struktur pemerintahan daerah yang seragam di seluruh Indonesia.

Proses integrasi ini tidak selalu mulus. Di beberapa daerah seperti Bali, Sumatra Timur, dan Sulawesi Selatan, proses penghapusan swapraja berlangsung tegang dan bahkan berdarah, karena para raja dan bangsawan mempertahankan hak-hak istimewa mereka.


Dampak dan Warisan

  1. Terbentuknya NKRI yang Utuh: Gerakan ini berhasil menghapus salah satu penghalang terbesar terwujudnya negara kesatuan yang homogen secara administratif.

  2. Penghapusan Sistem Feodal: Kewajiban-kewajiban feodal seperti kerja rodi dan upeti dihapuskan, membebaskan rakyat dari beban ekonomi dan sosial yang memberatkan.

  3. Modernisasi Birokrasi: Pemerintahan daerah didasarkan pada birokrasi modern, bukan lagi pada garis keturunan.

  4. Konflik Sosial: Proses ini meninggalkan luka dan ketegangan sosial di beberapa daerah, khususnya bagi kalangan bangsawan tradisional yang kehilangan status dan kekuasaannya.

  5. Warisan Budaya yang Terpisah dari Kekuasaan: Meski kekuasaan politik raja dihapus, banyak institusi budaya seperti kesultanan dan kerajaan tetap bertahan sebagai lembaga budaya yang melestarikan adat dan tradisi, tanpa kekuasaan politik lagi. Misalnya, Kesultanan Yogyakarta dan Surakarta yang mendapatkan status Istimewa melalui perundingan khusus.

thumbnail

Perkembangan Teknologi di Indonesia (1945–Awal Reformasi)

 


A. Masa Awal Kemerdekaan (1945–1950)

1. Teknologi Komunikasi

  • Radio Republik Indonesia (RRI) didirikan (1945) → alat propaganda perjuangan.

  • Surat kabar dan pamflet → penyebaran informasi perlawanan (contoh: "Berita Indonesia").

  • Telekomunikasi terbatas → jaringan telepon warisan Belanda rusak akibat perang.

2. Teknologi Transportasi

  • Kereta api digunakan untuk logistik perang.

  • Pesawat terbang → Indonesia memiliki beberapa pesawat peninggalan Jepang/Belanda (misal: Dakota VT-CLA).

3. Teknologi Militer

  • Senjata rampasan dari Jepang & Belanda (Arisaka, Bren Gun).

  • Bengkel senjata sederhana → produksi amunisi lokal (contoh: Pindad awal).

B. Masa Orde Lama (1950–1965)

1. Teknologi Industri & Energi

  • Pembangkit listrik → PLTA Ir. H. Djuanda (Jatiluhur, 1965).

  • Kilang minyak di Cepu & Plaju dikelola Permina (cikal bakal Pertamina).

2. Transportasi & Infrastruktur

  • Garuda Indonesia (1950) → maskapai nasional pertama.

  • Pembangunan Jembatan Ampera (1965) → simbol kemajuan tekno-teknik.

3. Teknologi Pendidikan & Sains

  • Pendirian ITB (1959) → pusat teknologi pertama.

  • Lembaga Penerbangan Antariksa (LAPAN) didirikan (1963).

C. Masa Orde Baru (1966–1998)

1. Teknologi Komunikasi Massa

  • TVRI (1962) → siaran monolitik Orba.

  • Satelit Palapa (1976) → pertama di dunia milik negara berkembang.

  • Telepon kabel (TELKOM) → ekspansi jaringan 1980-an.

2. Industri & Teknologi Pertanian

  • Revolusi Hijau → traktor, pupuk kimia, dan IR64 (varietas padi unggul).

  • PT Dirgantara Indonesia (1976) → produksi pesawat NC-212 & helikopter.

3. Teknologi Informasi Awal

  • Komputer mainframe (IBM) → dipakai bank & BPS (tahun 1980-an).

  • Warnet & telepon seluler → muncul akhir 1990-an (Telkomsel 1995).

D. Awal Reformasi (1998–2000-an)

1. Digital & Internet

  • ISP pertama (IndoNet, 1994) → internet mulai dikenal.

  • Booming warnet (1999–2000-an) → akses publik ke dunia maya.

  • Handphone Nokia & Ericsson → marak di kalangan menengah.

2. Media & Sosial Politik

  • Kebebasan pers online → detik.com (1998) portal berita pertama.

  • Penggunaan SMS & email → alat koordinasi aktivis Reformasi.

E. Analisis Perkembangan

EraTerobosan TeknologiDampak Sosial
1945–1950Radio, senjata rakitanMobilisasi perjuangan
1950–1965PLTA, penerbangan sipilModernisasi terbatas
1966–1998Satelit Palapa, Revolusi HijauKontrol informasi, swasembada pangan
1998–2000anInternet, telepon selulerDemokratisasi informasi
LATIHAN