thumbnail

MATERI ANDRAGOGI (PEMBELAJARAN ORANG DEWASA)

MATERI ANDRAGOGI (PEMBELAJARAN ORANG DEWASA)


1. Pengertian Andragogi

Andragogi berasal dari bahasa Yunani, yaitu "andr-" (orang dewasa) dan "-agogos" (memimpin/membimbing). Istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh Malcolm Knowles (1980) sebagai teori pembelajaran yang khusus dirancang untuk orang dewasa, berbeda dengan pedagogi yang berfokus pada pembelajaran anak-anak.

Definisi:
Andragogi adalah seni dan ilmu membantu orang dewasa belajar dengan mempertimbangkan karakteristik, kebutuhan, dan motivasi mereka.

2. Asumsi Dasar Andragogi (Menurut Knowles)

Knowles mengemukakan 6 asumsi utama tentang pembelajaran orang dewasa:

  1. Kebutuhan Tahu (Need to Know)

    • Orang dewasa perlu memahami mengapa mereka harus belajar sesuatu sebelum mempelajarinya.

    • Contoh: Sebelum mengikuti pelatihan, mereka ingin tahu manfaatnya bagi pekerjaan mereka.

  2. Konsep Diri (Self-Concept)

    • Orang dewasa ingin dianggap mandiri dan mampu mengarahkan diri sendiri.

    • Mereka lebih suka terlibat aktif dalam proses pembelajaran daripada hanya menerima informasi.

  3. Pengalaman Hidup (Role of Experience)

    • Orang dewasa memiliki banyak pengalaman yang menjadi sumber belajar.

    • Pembelajaran harus memanfaatkan pengalaman mereka melalui diskusi, studi kasus, atau refleksi.

  4. Kesiapan Belajar (Readiness to Learn)

    • Orang dewasa termotivasi belajar ketika materi relevan dengan kehidupan atau pekerjaan mereka.

    • Contoh: Karyawan lebih tertarik belajar skill baru jika terkait dengan promosi jabatan.

  5. Orientasi Belajar (Orientation to Learning)

    • Orang dewasa lebih fokus pada pemecahan masalah daripada menghafal teori.

    • Pembelajaran harus aplikatif dan langsung dapat digunakan.

  6. Motivasi (Motivation)

    • Motivasi belajar orang dewasa lebih bersifat internal (ingin berkembang, meningkatkan karier) daripada eksternal (nilai, pujian).

3. Prinsip Pembelajaran Andragogi

  • Partisipasi Aktif: Orang dewasa belajar lebih baik ketika terlibat langsung (diskusi, simulasi, proyek).

  • Relevansi: Materi harus terkait dengan kebutuhan dan minat mereka.

  • Praktis: Lebih menekankan pada penerapan langsung.

  • Fleksibilitas: Metode disesuaikan dengan latar belakang peserta.

  • Respek: Menghargai pengalaman dan pendapat peserta.

4. Metode Pembelajaran Andragogis

  1. Diskusi Kelompok

    • Memanfaatkan pengalaman peserta untuk berbagi ide.

  2. Studi Kasus

    • Menganalisis situasi nyata untuk mengasah problem-solving.

  3. Simulasi & Role Play

    • Praktik langsung dalam skenario yang mirip dunia kerja.

  4. Self-Directed Learning

    • Memberi kebebasan peserta memilih cara belajar (e-learning, proyek mandiri).

  5. Coaching/Mentoring

    • Pendampingan personal untuk pengembangan skill.

5. Perbedaan Andragogi dan Pedagogi

AspekAndragogi (Orang Dewasa)Pedagogi (Anak-Anak)
TujuanPemecahan masalah, aplikasi praktisPengetahuan dasar, menghafal
Peran PesertaMandiri, aktif terlibatBergantung pada pengajar
MotivasiInternal (kebutuhan diri/karier)Eksternal (nilai, reward)
PengalamanSumber belajar utamaMinim, masih berkembang

6. Contoh Penerapan Andragogi

  • Pelatihan Karyawan: Materi disesuaikan dengan kebutuhan pekerjaan.

  • Pendidikan Non-Formal: Kelas keterampilan (menjahit, komputer) yang langsung aplikatif.

  • Pembelajaran Online: Orang dewasa memilih kursus sesuai minat (misal: kursus digital marketing).

7. Tantangan dalam Andragogi

  • Perbedaan Latar Belakang: Pengalaman dan pengetahuan peserta beragam.

  • Waktu Belajar: Orang dewasa sering memiliki banyak tanggung jawab (kerja, keluarga).

  • Perubahan Mindset: Beberapa orang dewasa mungkin terbiasa dengan metode pedagogi.


Referensi:

  • Knowles, M. S. (1980). The Modern Practice of Adult Education: From Pedagogy to Andragogy.

  • Merriam, S. B. & Bierema, L. L. (2013). Adult Learning: Linking Theory and Practice.

Subscribe by Email

Follow Updates Articles from This Blog via Email

No Comments