thumbnail

Inkuiri Kolaboratif ; Penyelidikan Kolaboratif yang Mengubah Praktik

Kolaborasi yang Berarti: Penyelidikan yang Mengubah Praktik

Membangun Kolaborasi dan Kapasitas

Dari semua kondisi yang mendorong pembelajaran mendalam, kolaborasi adalah intinya. Namun, kolaborasi bukanlah tujuan akhir (orang bisa berkolaborasi untuk hal yang tidak produktif atau salah). Karena pembelajaran mendalam melibatkan inovasi dan praktik baru yang spesifik, dibutuhkan sarana untuk mengembangkan dan mengakses ide-ide yang baik. Jika guru ingin beralih cepat ke pedagogi baru, mereka membutuhkan dukungan dari bekerja sama dengan orang lain untuk mengidentifikasi praktik efektif dan mendorong pemikiran baru serta inovasi.

Dalam studi terbaru tentang pembelajaran mendalam di sekolah menengah, Jal Mehta (2016) menyatakan:

*"Dengan semua pembicaraan tentang keterampilan abad ke-21 dan pembelajaran mendalam, Anda mungkin berpikir kita telah memasuki era di mana pengajaran dan pembelajaran seperti ini menjadi aturan, bukan pengecualian. Kenyataannya jauh dari itu. Kita bisa berharap suatu hari nanti sistem akan terorganisir untuk mendorong dan mendukung pembelajaran mendalam, tetapi kita belum hidup di dunia seperti itu saat ini. Ini berarti mengajar dengan cara yang mempromosikan pembelajaran mendalam bagi semua siswa adalah tindakan subversif dan melawan arus."*

Meskipun selalu ada guru yang melampaui sistem dan menciptakan keunggulan, fokus kita adalah membantu banyak guru—bahkan semua guru di sekolah, distrik, atau yurisdiksi—mengadopsi pedagogi baru yang mendorong pembelajaran mendalam. Kita tidak bisa mengandalkan perubahan satu per satu, melainkan perlu pendekatan yang menggerakkan seluruh sekolah, distrik, dan sistem untuk merefleksikan praktik mereka dan menyediakan model untuk perencanaan tindakan.

Sekolah yang Bergerak Menuju Pembelajaran Mendalam

Sekolah yang serius membangun pembelajaran mendalam memulai dengan menciptakan budaya belajar bagi pendidik dan siswa. Jika guru dan pemimpin tidak berpikir mendalam, kecil kemungkinan mereka menciptakan kondisi tersebut untuk siswanya. Sekolah dan distrik yang membangun budaya belajar dengan cepat menggunakan berbagai strategi:

  • Menetapkan norma dan hubungan yang mendorong transparansi praktik.

  • Membangun bahasa dan keterampilan bersama dalam menggunakan repertoar instruksional berbasis penelitian.

  • Menciptakan mekanisme terencana untuk mengidentifikasi dan berbagi praktik inovatif.

  • Memberikan kesempatan berkelanjutan bagi guru untuk mengembangkan kapasitas mereka—pengetahuan dan keterampilan—dalam menerapkan praktik baru dengan umpan balik dan dukungan.



Apa Itu Pembangunan Kapasitas?

Kami menggunakan istilah capacity building (pembangunan kapasitas) lebih dari satu dekade lalu untuk menunjukkan bahwa perubahan mendalam di kelas, sekolah, dan sistem membutuhkan lebih dari sekadar pelatihan profesional. Kapasitas mengacu pada keterampilan dan kompetensi yang diperlukan individu dan kelompok untuk mencapai sesuatu yang bernilai.

Pembangunan kapasitas mencakup:

  1. Kapasitas kolektif: Kemampuan pendidik di semua level sistem untuk membuat perubahan yang meningkatkan hasil.

  2. Proses pengembangan: Meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan komitmen individu dan organisasi untuk mencapai hasil yang lebih baik.

Empat Area Pembangunan Kapasitas:

  1. Kepemimpinan perubahan – Membangun fokus, strategi, dan komitmen bersama.

  2. Kolaborasi – Mengembangkan hubungan dan budaya belajar.

  3. Pedagogi – Meningkatkan ketepatan praktik pengajaran.

  4. Asesmen – Memperluas keterampilan dalam mengidentifikasi bukti, memantau kemajuan, dan mengukur dampak.



Inkuiri Kolaboratif: Proses yang Mengubah Praktik

Inkuiri kolaboratif adalah proses di mana pendidik mengeksplorasi pertanyaan profesional mereka dengan memeriksa praktik dan asumsi yang ada, bersama rekan sejawat. Proses ini sangat efektif karena:

  • Meningkatkan pembelajaran profesional.

  • Langsung meningkatkan pembelajaran siswa.

  • Memungkinkan siswa berperan sebagai mitra dalam identifikasi bukti dan penilaian.

Empat Fase Inkuiri Kolaboratif:

  1. Assess (Menilai) – Menentukan tujuan belajar berdasarkan kebutuhan dan minat siswa.

  2. Design (Merancang) – Menciptakan pengalaman belajar yang melibatkan siswa.

  3. Implement (Menerapkan) – Memantau pembelajaran dan memberikan dukungan.

  4. Measure, Reflect, Change (Mengukur, Merefleksikan, Mengubah) – Mengevaluasi kemajuan siswa dan merancang langkah selanjutnya.

Contoh Nyata: Tantangan Global Hak Anak PBB

Salah satu contoh inkuiri kolaboratif adalah tantangan global tentang Hak Anak PBB, di mana siswa dari berbagai negara membuat produk seperti infografik, sketchnote, dan rencana aksi untuk mempromosikan hak-hak anak. Kolaborasi ini memperdalam pemahaman lintas budaya dan mendorong pemikiran kritis.

Moderasi: Penilaian Kolaboratif untuk Perbaikan

Moderasi adalah proses di mana guru dan pemimpin sekolah menilai hasil pembelajaran siswa secara kolaboratif untuk meningkatkan praktik pedagogis. Proses ini terjadi di tiga level:

  1. Sekolah – Guru berdiskusi tentang contoh pembelajaran mendalam.

  2. Distrik/Kluster – Sekolah berbagi praktik terbaik untuk dipilih.

  3. Global – Negara-negara berpartisipasi dalam moderasi untuk memilih contoh terbaik.

Pelajaran dari Wooranna Park Primary School

Sekolah di Australia ini mendesain ulang proyek Enigma Mission setelah menyadari bahwa beberapa siswa kurang berhasil karena kurangnya pengalaman dunia. Mereka kemudian memperkaya pembelajaran dengan literatur, diskusi mendalam, dan aksi nyata.

Pemikiran Akhir

Inkuiri kolaboratif telah menjadi katalis kuat untuk mengubah praktik pembelajaran. Dengan transparansi dan kerja sama, pendidik dapat menciptakan sistem yang mendorong pembelajaran mendalam bagi semua siswa.

"Budaya seperti angin... Ketika berhembus searah, perjalanan menjadi lancar. Ketika melawan, segalanya lebih sulit." —Bryan Walker & Sarah Soule (2017)

Subscribe by Email

Follow Updates Articles from This Blog via Email

No Comments