thumbnail

OPSI - Teknik Menyusun Latar Belakang Masalah yang Menarik

 


1. Fungsi Utama Latar Belakang

  • Menunjukkan urgensi penelitian

  • Menjelaskan alasan ilmiah pemilihan topik

  • Menghubungkan fenomena dengan teori ilmiah

  • Menunjukkan gap penelitian

"Latar belakang yang baik membuat pembimbing berkata 'Ya!' sebelum membaca bab lainnya."

2. Struktur Alur Pemikiran yang Efektif

(Gunakan pendekatan Funnel dari umum ke spesifik)

  1. Pembuka: Konteks Global

    • Fakta/statistik terbaru
      Contoh:
      "WHO (2023) mencatat 1 dari 4 remaja global mengalami gejala depresi, dengan peningkatan 40% pasca pandemi."

  2. Fokus Nasional/Lokal

    • Data spesifik lokasi penelitian
      Contoh:
      "Di Indonesia, survei Kemenkes (2022) menunjukkan..."

  3. Identifikasi Masalah Inti

    • Tunjukkan paradoks/ketidaksesuaian
      Contoh:
      "Meski banyak program kesehatan mental, angka konsultasi psikolog remaja hanya 12% (Psi, 2023)."

  4. Gap Penelitian

    • Kritik studi sebelumnya
      Contoh:
      "Penelitian existing fokus pada intervensi klinis, belum mengeksplor peran komunitas online."

  5. Solusi yang Ditawarkan

    • Positioning penelitian Anda
      Contoh:
      "Studi ini menguji efektivitas platform peer-support berbasis AI..."

3. Teknik Penulisan yang Menarik

1. Hook Pembuka

  • Gunakan:
    ✓ Data mengejutkan
    ✓ Fenomena kontradiktif
    ✓ Pertanyaan provokatif

Contoh hook:
"Di era dengan 3.000 aplikasi kesehatan mental, mengapa angka depresi justru meningkat?"

2. Formula C.A.R.S. (Create A Research Space)

  1. Establish Territory
    "Banyak penelitian tentang kesehatan mental remaja..."

  2. Establish Niche
    "Namun belum ada yang meneliti peran TikTok..."

  3. Occupy Niche
    "Penelitian ini akan mengisi celah tersebut dengan..."

3. Studi Kasus: Revisi Latar Belakang

Sebelum:
"Media sosial banyak digunakan. Peneliti ingin tahu dampaknya."

Sesudah:
"Laporan Digital 2023 mengungkapkan rata-rata pengguna Indonesia menghabiskan 3,8 jam/hari di media sosial - tertinggi di Asia Tenggara. Ironisnya, studi terbaru menunjukkan korelasi kuat antara penggunaan media sosial dengan penurunan kualitas tidur remaja (Sleep Health, 2023). Namun, 90% penelitian existing berfokus pada platform Facebook/Instagram, sementara penetrasi TikTok di kalangan remaja Indonesia mencapai 87% (WeAreSocial, 2023). Penelitian ini secara khusus menguji..."

4. Kesalahan Fatal yang Harus Dihindari

KesalahanContohRevisi
Terlalu luas"Teknologi sangat penting di era modern""Penggunaan AI chatbot meningkat 300% di sektor kesehatan (2023)"
Tanpa data pendukung"Banyak remaja stres""72% remaja perkotaan melaporkan gejala stres akademik (KPAI, 2023)"
Tidak menunjukkan gap"Banyak yang sudah meneliti ini""Studi sebelumnya terbatas pada konteks Eropa (Smith, 2021), belum ada di Asia Tenggara"
Tags :

Subscribe by Email

Follow Updates Articles from This Blog via Email

No Comments