Teori Ekonomi Alfred Marshall: Pendekatan Neoklasik yang Revolusioner
Alfred Marshall (1842–1924) adalah ekonom Inggris yang dianggap sebagai bapak ekonomi neoklasik. Karyanya, Principles of Economics (1890), menjadi fondasi mikroekonomi modern dengan menggabungkan ide-ide klasik (seperti Adam Smith) dan analisis marginalis.
1. Konsep Inti Teori Marshall
a. Sintesis Ekonomi Klasik & Marginalis
Marshall menyatukan dua aliran pemikiran:
Ekonomi Klasik (Smith, Ricardo): Fokus pada biaya produksi dan tenaga kerja.
Marginalisme (Jevons, Menger): Nilai barang ditentukan oleh utilitas marginal (kepuasan tambahan).
Hasilnya: Harga ditentukan oleh interaksi penawaran (supply) dan permintaan (demand).
b. Permintaan dan Utilitas Marginal
Hukum Permintaan: Harga turun → permintaan naik (ceteris paribus).
Utilitas Marginal: Kepuasan konsumen berkurang saat konsumsi suatu barang bertambah.
Contoh: Minum gelas pertama kopi memberi kepuasan tinggi, gelas ke-5 mungkin sudah tidak enak.
c. Penawaran dan Biaya Produksi
Biaya Riil (real cost): Pengorbanan tenaga kerja dan modal.
Biaya Marginal: Tambahan biaya untuk memproduksi satu unit ekstra.
Hukum Penawaran: Harga naik → produsen mau menawarkan lebih banyak.
d. Keseimbangan Pasar (Equilibrium)
Harga keseimbangan terbentuk saat permintaan = penawaran.
Marshall memperkenalkan konsep "Gunting Marshall":
Mata pisau atas: Permintaan (utilitas).
Mata pisau bawah: Penawaran (biaya produksi).
Keduanya sama-sama menentukan harga.
2. Kontribusi Penting Marshall
a. Elastisitas Permintaan
Mengukur seberapa sensitif permintaan terhadap perubahan harga.
Rumus:
Contoh:
Permintaan beras inelastis (): Orang tetap beli meski harga naik.
Permintaan mobil elastis (): Kenaikan harga mengurangi permintaan drastis.
b. Waktu dalam Analisis Ekonomi
Marshall membedakan 3 jenis periode:
Pasar Very Short-Run: Pasokan tetap (contoh: pasar bunga segar).
Short-Run: Perusahaan bisa menambah produksi, tapi kapasitas terbatas.
Long-Run: Semua faktor produksi (termasuk pabrik) bisa disesuaikan.
c. Consumer’s Surplus (Surplus Konsumen)
Selisih antara harga maksimal yang mau dibayar konsumen dan harga pasar.
Contoh: Jika mau bayar Rp50.000 untuk nasi goreng, tapi harganya Rp30.000 → surplus konsumen = Rp20.000.
d. Eksternalitas & Kesejahteraan
Marshall pertama kali mengenalkan konsep eksternalitas positif/negatif.
Contoh pabrik: Polusi (negatif) vs. pelatihan kerja bagi masyarakat (positif).
3. Perbandingan dengan Teori Lain
Aspek | Alfred Marshall | Adam Smith | Karl Marx |
---|---|---|---|
Penentu Nilai | Supply-Demand + Utilitas | Tenaga kerja | Eksploitasi buruh |
Peran Pasar | Keseimbangan alami | Tangan tak terlihat | Alat kapitalis |
Intervensi | Minimal, kecuali eksternalitas | Laissez-faire | Revolusi proletar |
4. Kritik terhadap Teori Marshall
Asumsi Rasionalitas: Manusia tidak selalu rasional (ditentang ekonomi perilaku).
Mengabaikan Ketimpangan: Fokus pada keseimbangan, bukan distribusi kekayaan.
Eksternalitas: Tidak cukup kuat atasi masalah seperti polusi.
5. Contoh Aplikasi Modern
Kebijakan Harga: Pemerintah menggunakan elastisitas untuk pajak rokok (inelastis → efektif naikkan harga).
Analisis Bisnis: Perusahaan memakai konsep biaya marginal untuk produksi optimal.
6. Kutipan Penting Marshall
"Economics is the study of mankind in the ordinary business of life."
("Ekonomi adalah studi tentang manusia dalam kehidupan sehari-hari.")
Subscribe by Email
Follow Updates Articles from This Blog via Email
No Comments