A. Bentuk-Bentuk Perlawanan Rakyat Indonesia
1. Perlawanan Lokal (Abad 16–19)
Perlawanan | Tokoh | Latar Belakang | Hasil |
---|---|---|---|
Perang Maluku (1817) | Pattimura | Penolakan monopoli VOC & kerja paksa | Gagal, Pattimura ditangkap dan dihukum mati |
Perang Diponegoro (1825–1830) | Pangeran Diponegoro | Kekecewaan atas campur tangan Belanda di Mataram & tanah pajak | Belanda menang, tetapi menghabiskan biaya besar |
Perang Padri (1803–1838) | Tuanku Imam Bonjol | Pertentangan adat vs. agama & campur tangan Belanda | Belanda menang dengan politik adu domba |
Perang Aceh (1873–1904) | Teuku Umar, Cut Nyak Dien | Penolakan terhadap dominasi Belanda di Aceh | Aceh akhirnya dikuasai, tetapi perlawanan gerilya berlanjut |
Diskusi:
Mengapa perlawanan lokal sebelum 1900 umumnya gagal?
(Jawaban: Kurangnya persatuan, senjata tradisional vs. modern, politik divide et impera Belanda.)
2. Perlawanan melalui Pergerakan Nasional (Abad 20)
Faktor Pendorong Munculnya Pergerakan Nasional:
Politik Etis (1901): Pendidikan kaum pribumi melahirkan elite terpelajar.
Diskriminasi Rasial: Pribumi diperlakukan sebagai warga kelas dua.
Pengaruh Nasionalisme Asia: Kemenangan Jepang atas Rusia (1905) membangkitkan semangat anti-kolonial.
Organisasi Pergerakan Nasional:
Organisasi | Tahun | Tokoh | Strategi Perjuangan |
---|---|---|---|
Budi Utomo | 1908 | Dr. Wahidin Soedirohoesodo | Pendidikan & kebangkitan budaya Jawa |
Sarekat Islam | 1912 | H.O.S. Cokroaminoto | Perlawanan ekonomi & politik berbasis Islam |
Indische Partij | 1912 | Tiga Serangkai (Douwes Dekker, Ki Hajar Dewantara, Tjipto Mangoenkoesoemo) | Nasionalisme radikal |
PKI | 1920 | Semaun | Revolusi proletar (pemberontakan 1926 gagal) |
PNI | 1927 | Soekarno | Non-kooperasi & massa aksi |
Aktivitas:
Buat timeline pergerakan nasional dari 1908–1945!
B. Strategi Perjuangan: Kooperasi vs. Non-Kooperasi
Strategi | Contoh Organisasi | Kelebihan | Kelemahan |
---|---|---|---|
Kooperasi | Budi Utomo, Parindra | Dapat reformasi perlahan | Dianggap terlalu kompromi |
Non-Kooperasi | PNI, PKI | Tekanan lebih kuat pada Belanda | Risiko tinggi (penangkapan, pembuangan) |
Analisis Kasus:
Mengapa Belanda membuang Soekarno, Hatta, dan Syahrir ke Boven Digoel?
C. Peran Media & Sastra dalam Perlawanan
Koran & Majalah:
Daulat Ra’jat (PNI), Fikiran Ra’jat (Soekarno).
Karya Sastra:
Max Havelaar (Multatuli) kritik tanam paksa.
Habis Gelap Terbitlah Terang (R.A. Kartini) dorong emansipasi.
Tugas Kelompok:
Buat poster propaganda anti-kolonial ala pergerakan nasional!
D. Dampak Perlawanan terhadap Kemerdekaan
Politik:
Belanda terpaksa memberi politik konsesi (misal: Volksraad).
Sosial:
Kesadaran nasional menyebar ke seluruh lapisan masyarakat.
Kemerdekaan 1945:
Perjuangan sebelumnya menjadi fondasi Proklamasi.
Debat:
"Manakah yang lebih efektif: perlawanan bersenjata atau pergerakan organisasi?"
Subscribe by Email
Follow Updates Articles from This Blog via Email
No Comments