thumbnail

Peristiwa-peristiwa politik dan ekonomi pasca pengakuan kedaulatan

 


A. Latar Belakang Pasca KMB (1949)

  • 27 Desember 1949: Belanda mengakui kedaulatan Republik Indonesia Serikat (RIS).

  • 17 Agustus 1950: RIS dibubarkan → Indonesia kembali ke Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

  • Tantangan:

    • Pemulihan ekonomi pasca perang.

    • Konflik politik antara kelompok nasionalis, Islam, dan komunis.

    • Pemberontakan daerah (APRA, RMS, DI/TII).


B. Peristiwa Politik Penting (1950–1959)

1. Sistem Demokrasi Liberal (1950–1959)

  • Ciri-ciri:

    • Multipartai (Masyumi, PNI, PKI, NU, dll).

    • Kabinet sering jatuh bangun (7 kabinet dalam 9 tahun).

    • Pemilu 1955 (pertama dalam sejarah Indonesia).

Kabinet-Kabinet Penting

KabinetPerdana MenteriKebijakan/Masalah
Natsir (1950–1951)Mohammad Natsir (Masyumi)Gagal mengembalikan Papua, konflik dengan PKI.
Sukiman (1951–1952)Sukiman WirjosandjojoKasus "Bantuan AS" (dicurigai pro-Barat).
Wilopo (1952–1953)Wilopo (PNI)Peristiwa Tanjung Morawa (konflik agraria di Sumatra).
Ali Sastroamidjojo I (1953–1955)Ali Sastroamidjojo (PNI)Persiapan KAA (Konferensi Asia-Afrika) 1955.
Burhanuddin Harahap (1955–1956)Burhanuddin Harahap (Masyumi)Pemilu 1955 berhasil dilaksanakan.
Ali Sastroamidjojo II (1956–1957)Ali Sastroamidjojo (PNI)Deklarasi Djuanda (1957) → batas laut Indonesia 12 mil.
Djuanda (1957–1959)Djuanda KartawidjajaDekrit Presiden 5 Juli 1959 → kembali ke UUD 1945.

2. Pemilu 1955

  • Tujuan: Memilih anggota Konstituante (penyusun UUD baru) dan DPR.

  • Pemenang:

    1. PNI (Partai Nasional Indonesia)

    2. Masyumi

    3. NU (Nahdlatul Ulama)

    4. PKI (Partai Komunis Indonesia)

  • Dampak:

    • Konstituante gagal menyusun UUD baru → perpecahan ideologi (nasionalis vs Islam vs komunis).

    • Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden 1959 → Demokrasi Liberal berakhir.

3. Pemberontakan Daerah

PemberontakanTokohPenyebabHasil
APRA (1950)Raymond WesterlingPasukan KNIL menolak pembubaran RIS.Ditumpas TNI.
RMS (1950)Chris SoumokilIngin mendirikan Republik Maluku Selatan.Ditumpas oleh operasi militer.
DI/TII (1949–1962)Sekarmadji Maridjan KartosuwiryoIngin mendirikan negara Islam.Kartosuwiryo ditangkap & dieksekusi (1962).
PRRI/Permesta (1957–1958)Sjafruddin Prawiranegara, Ventje SumualKekecewaan daerah terhadap pemerintah pusat.Ditumpas militer, beberapa tokoh diampuni.

C. Kebijakan Ekonomi Pasca Kedaulatan

1. Masalah Ekonomi

  • Inflasi tinggi akibat perang & percetakan uang tanpa cadangan.

  • Defisit anggaran karena ketergantungan impor.

  • Ekspor menurun (perkebunan rusak pasca perang).

2. Upaya Pemulihan Ekonomi

**a. Program Benteng (1950)

  • Menteri Perdagangan: Sumitro Djojohadikusumo.

  • Tujuan: Memajukan pengusaha pribumi dengan kredit impor.

  • Gagal: Banyak pengusaha tidak kompeten → korupsi.

**b. Nasionalisasi Perusahaan Asing (1957)

  • Latar Belakang: Sikap anti-Belanda setelah konflik Papua.

  • Contoh:

    • Perusahaan perkebunan diambil alih.

    • KPM (Koninklijke Paketvaart Maatschappij) → menjadi Pelni.

**c. Deklarasi Djuanda (1957)

  • Isi: Batas laut Indonesia 12 mil dari garis pantai → menjadi dasar Wawasan Nusantara.

  • Dampak: Laut Indonesia menjadi satu kesatuan dengan daratan.


D. Akhir Demokrasi Liberal & Dekrit Presiden 1959

1. Penyebab Kegagalan Demokrasi Liberal

  • Instabilitas politik (kabinet sering jatuh).

  • Konflik ideologi (nasionalis, Islam, komunis).

  • Ekonomi tidak kunjung membaik.

2. Isi Dekrit Presiden 5 Juli 1959

  1. Pembubaran Konstituante.

  2. Berlakunya kembali UUD 1945 (menggantikan UUD Sementara 1950).

  3. Pembentukan MPRS & DPAS.

3. Dampak Dekrit Presiden

  • Positif: Stabilitas politik sementara.

  • Negatif:

    • Demokrasi Terpimpin → kekuasaan terpusat di Soekarno.

    • Awal Orde Lama yang otoriter.

Subscribe by Email

Follow Updates Articles from This Blog via Email

No Comments