A. Perubahan Ekonomi: Eksploitasi Sumber Daya
1. Monopoli Dagang (VOC, 1602–1799)
Kebijakan:
VOC memonopoli perdagangan rempah (cengkeh, pala, lada) dengan hak octrooi.
Melakukan pelayaran hongi (pemusnahan tanaman rempah di luar kontrol VOC).
Dampak:
Runtuhnya perdagangan tradisional Nusantara.
Kemiskinan di Maluku akibat penindasan VOC.
2. Sistem Tanam Paksa (Cultuurstelsel, 1830–1870)
Kebijakan:
Rakyat wajib menanam komoditas ekspor (kopi, tebu, nila) dan menyerahkan 20% hasilnya kepada Belanda.
Dikelola oleh pegawai Belanda & kepala desa.
Dampak:
Kelaparan di Jawa (misal: Cirebon 1843, Grobogan 1850).
Keuntungan besar bagi Belanda (Batig Slot), tetapi penderitaan rakyat.
3. Sistem Sewa Tanah (Landrent System, 1811–1816 & Liberal, 1870)
Kebijakan:
Raffles memperkenalkan pajak tanah (landrente) yang harus dibayar petani.
UU Agraria 1870: Swasta asing boleh menyewa tanah panjang (75 tahun).
Dampak:
Perkebunan besar (tembakau, karet) dikuasai asing, petani menjadi buruh.
Munculnya kesenjangan ekonomi antara tuan tanah dan petani.
Diskusi Kelompok:
Bandingkan dampak Tanam Paksa dan Sistem Sewa Tanah bagi petani Indonesia!
B. Perubahan Sosial & Budaya
1. Stratifikasi Sosial Baru
Kelas Atas: Orang Eropa, pejabat kolonial, dan Timur Asing (Cina/Arab).
Kelas Bawah: Pribumi sebagai buruh atau petani miskin.
2. Kerja Paksa (Rodi)
Contoh: Pembangunan jalan raya pos (Anyer-Panarukan oleh Daendels, 1808–1811).
Dampak: Banyak korban jiwa karena kondisi kerja keras tanpa upah layak.
3. Perubahan Budaya
Westernisasi:
Gaya hidup Eropa diadopsi elite pribumi (misal: pakaian, bahasa Belanda).
Kristenisasi:
Penyebaran agama Kristen di Maluku, Sulawesi Utara, dan Papua.
Diskriminasi:
Sekolah & fasilitas terpisah untuk Eropa, Timur Asing, dan pribumi.
Aktivitas:
Buat poster tentang "Kehidupan Sosial Masyarakat Indonesia di Bawah Kolonialisme Belanda"!
C. Perubahan Pendidikan & Teknologi
1. Pendidikan Kolonial
Sekolah untuk Elite:
HIS (Hollandsch-Inlandsche School) untuk anak priyayi.
STOVIA (sekolah dokter) melahirkan tokoh seperti Wahidin Soedirohoesodo.
Dampak Positif:
Munculnya kaum terpelajar yang memimpin pergerakan nasional.
2. Teknologi Modern
Transportasi:
Kereta api pertama (Semarang–Solo, 1867), trem, dan pelabuhan modern.
Komunikasi:
Telegram dan surat kabar (Bataviaasch Nieuwsblad).
Pertanian:
Mesin penggiling tebu di perkebunan.
Analisis:
Mengapa Belanda membangun infrastruktur modern di Indonesia? Apakah untuk kepentingan rakyat atau kolonial?
D. Respons Masyarakat Indonesia
Perlawanan Fisik:
Perang Diponegoro (1825–1830), Perang Aceh (1873–1904).
Pergerakan Nasional:
Budi Utomo (1908), Sarekat Islam (1912), dan Taman Siswa (1922).
Pembentukan Identitas Nasional:
Bahasa Indonesia sebagai pemersatu, melawan budaya kolonial.
Tugas Esai:
"Bagaimana sistem tanam paksa memicu lahirnya nasionalisme Indonesia?"
Subscribe by Email
Follow Updates Articles from This Blog via Email
No Comments