Materi Kerajaan-Kerajaan Hindu Budha Kuno di Indonesia (berdasarkan Kisi-Kisi LCCM)
1. Prasasti Yupa dan Raja Kudungga sebagai Wamsakerta (Pendiri Keluarga Kerajaan Kutai)
Prasasti Yupa adalah prasasti tertua di Indonesia, berasal dari Kerajaan Kutai (Kalimantan Timur) pada abad ke-4 M. Prasasti ini berbentuk tiang batu dan ditulis dalam huruf Pallawa dan bahasa Sanskerta.
Isi Prasasti Yupa:
Menceritakan tentang Raja Kudungga yang disebut sebagai Wamsakerta (pendiri dinasti/wangsa).
Raja Aswawarman (putra Kudungga) disebut sebagai "Dewa Matahari" dan melakukan upacara Vratyastoma (penyucian diri untuk menjadi ksatria).
Mulawarman (anak Aswawarman) adalah raja terbesar Kutai yang memberikan sedekah 20.000 ekor sapi kepada Brahmana.
Fungsi Yupa: Sebagai tiang pengikat hewan kurban dan penanda upacara keagamaan.
2. Pendeta Kalingga yang Membantu Hwi-Ning Menerjemahkan Kitab Buddha Hinayana
Pada masa Kerajaan Kalingga (Jawa Tengah, abad ke-7 M), seorang pendeta bernama Jnanabhadra (dari Kalingga) membantu Hwi-Ning, seorang pendeta Cina, dalam menerjemahkan kitab suci Buddha Hinayana dari bahasa Sanskerta ke bahasa Cina.
Kitab yang diterjemahkan: "Nirwana Sutra" (ajaran tentang pelepasan dari samsara).
Bukti sejarah: Catatan perjalanan I-Tsing (pendeta Cina) yang menyebutkan kerja sama antara pendeta Jawa dan Cina dalam penyebaran agama Buddha.
3. Lembaga Pemerintahan Majapahit: Dewan Pertimbangan Kerajaan (Bhatara Saptaprabhu)
Kerajaan Majapahit memiliki sistem pemerintahan yang terstruktur. Salah satu lembaga penting adalah Bhatara Saptaprabhu, yaitu dewan pertimbangan kerajaan yang terdiri dari sanak saudara raja.
Anggota: Para pangeran dan kerabat dekat raja.
Fungsi:
Memberikan nasihat kepada raja dalam urusan politik dan pemerintahan.
Memutuskan kebijakan penting kerajaan.
Contoh: Gajah Mada sebagai Mahapatih juga berkonsultasi dengan dewan ini sebelum mengambil keputusan besar.
4. Prasasti tentang Tanah Genting Kra dan Pengaruhnya bagi Sriwijaya
Kerajaan Sriwijaya menguasai Tanah Genting Kra (Semenanjung Malaya) karena lokasinya sangat strategis untuk perdagangan maritim.
Prasasti Ligor (775 M):
Ditemukan di Thailand Selatan, menyebutkan kekuasaan Sriwijaya atas wilayah itu.
Dibuat oleh Raja Dharmasetu dari Sriwijaya.
Pentingnya Tanah Genting Kra:
Sebagai jalur perdagangan antara India dan Cina.
Mengendalikan pelabuhan penting seperti Kedah (Malaysia).
Sumber lain: Berita Cina dari Dinasti Tang menyebut Sriwijaya sebagai penguasa Selat Malaka.
5. Berdasarkan Sumber Berita Cina dan Prasasti Tuk Mas
Prasasti Tuk Mas (abad ke-7 M, Jawa Tengah):
Berisi pujian kepada Dewa Indra dan Dewa Wisnu.
Menggambarkan adanya pengaruh Hindu di Jawa sebelum Mataram Kuno.
Sumber Cina (Catatan Dinasti Tang):
Menyebutkan bahwa Ho-ling (Kalingga) dipimpin oleh Ratu Shima yang terkenal adil.
Juga mencatat hubungan dagang antara Jawa dan Cina.
6. Prasasti dari Dinasti Sanjaya
Dinasti Sanjaya adalah penguasa awal Mataram Kuno (Jawa Tengah) yang menganut Hindu. Beberapa prasasti pentingnya:
Prasasti Canggal (732 M):
Dikeluarkan oleh Raja Sanjaya.
Menceritakan pendirian lingga (lambang Siwa) di Gunung Wukir.
Prasasti Mantyasih (Kedu, 907 M):
Dikeluarkan oleh Raja Balitung.
Berisi daftar raja-raja Mataram dari Sanjaya hingga Balitung.
7. Keturunan Mpu Sendok yang Menikah dengan Pangeran Bali
Mpu Sindok (pendiri Dinasti Isyana, Mataram Kuno Timur) memiliki keturunan yang berkuasa di Jawa dan Bali.
Mpu Sindok memindahkan pusat kerajaan dari Jawa Tengah ke Jawa Timur (akibat letusan Gunung Merapi).
Putri Mpu Sindok, Mahendradatta (Gunapriyadharmapatni), menikah dengan Udayana Warmadewa (Raja Bali).
Anak mereka: Airlangga, yang kelak menjadi raja besar di Jawa (Kahuripan).
Kesimpulan
Prasasti Yupa menunjukkan awal kerajaan Hindu di Indonesia (Kutai).
Kerajaan Kalingga dan Sriwijaya memainkan peran penting dalam perdagangan dan agama Buddha.
Majapahit memiliki sistem pemerintahan yang maju dengan dewan kerajaan.
Dinasti Sanjaya dan Isyana membentuk sejarah Jawa-Bali melalui perkawinan politik.
Subscribe by Email
Follow Updates Articles from This Blog via Email
No Comments