Museum Nasional Indonesia: Sejarah dan Koleksi
Pendahuluan
Museum Nasional Indonesia, juga dikenal sebagai Museum Gajah, adalah museum pertama dan terbesar di Indonesia yang menyimpan koleksi warisan budaya dan sejarah Nusantara. Museum ini menjadi pusat penelitian, edukasi, dan pelestarian benda-benda bersejarah.
Sejarah Museum Nasional
1. Masa Awal Pendirian (1778)
Didirikan oleh Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (BGKW), sebuah perkumpulan ilmuwan dan budayawan Belanda.
Awalnya bernama "Museum van het Bataviaasch Genootschap".
Sir Thomas Stamford Raffles (Gubernur Jenderal Inggris, 1811-1816) turut berkontribusi memperkaya koleksi.
2. Perkembangan Abad ke-19 hingga ke-20
Tahun 1862, pemerintah kolonial Belanda membangun gedung baru di Jalan Medan Merdeka Barat (lokasi saat ini).
Tahun 1868, dibuka untuk umum dengan koleksi yang terus bertambah.
Pada masa pendudukan Jepang (1942-1945), museum tetap beroperasi namun dengan pengawasan ketat.
3. Pasca-Kemerdekaan (1945-Sekarang)
Tahun 1962, dikelola oleh Lembaga Kebudayaan Indonesia (LKI).
Tahun 1979, resmi bernama Museum Nasional Indonesia.
Tahun 2007, dibangun Gedung Arca sebagai perluasan museum.
4. Julukan "Museum Gajah"
Disebut Museum Gajah karena hadiah patung gajah perunggu dari Raja Chulalongkorn (Thailand) pada 1871.
Koleksi Museum Nasional
Museum Nasional memiliki lebih dari 140.000 koleksi yang terbagi dalam beberapa kategori:
1. Koleksi Prasejarah
Fosil manusia purba: Tengkorak Homo erectus dari Sangiran.
Alat batu: Kapak genggam, flakes, dan peralatan zaman batu.
Artefak megalitik: Menhir, dolmen, dan patung nenek moyang.
2. Koleksi Arkeologi Klasik
Arca Hindu-Buddha:
Patung Ganesha, Wisnu, dan Buddha dari zaman Mataram Kuno.
Arca Prajnaparamita (Dewi Kebijaksanaan).
Prasasti:
Prasasti Kutai (tertua di Indonesia, abad ke-5).
Prasasti Ciaruteun (peninggalan Tarumanagara).
3. Koleksi Etnografi
Senjata tradisional: Keris, pedang, dan tombak dari berbagai daerah.
Alat musik: Gamelan, angklung, dan sasando.
Tekstil: Kain tenun, batik, dan ulos.
Rumah adat miniatur: Replika rumah tradisional Nusantara.
4. Koleksi Numismatik & Heraldik
Mata uang kuno: Uang kepeng, koin VOC, dan uang masa kolonial.
Lambang kerajaan: Stempel, medali, dan lencana bersejarah.
5. Koleksi Keramik
Keramik Dinasti Tang & Ming (abad ke-9 hingga ke-16).
Gerabah lokal dari Banten, Bali, dan Jawa.
6. Koleksi Kolonial
Furnitur Belanda: Meja, kursi, dan lemari antik.
Senjata era VOC: Meriam, pistol, dan armor.
Denah dan Koleksi Gedung Baru Museum Nasional
Lantai 1: Manusia dan Lingkungan
Fosil manusia purba (Homo erectus, Homo floresiensis)
Alat-alat prasejarah (kapak perimbas, alat tulang)
Diorama ekosistem Indonesia (flora-fauna endemik)
Artefak budaya masyarakat tradisional (peralatan berburu, sistem bercocok tanam)
Lantai 2: Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Ekonomi
Alat navigasi tradisional (peta kuno, kompas, perahu tradisional)
Teknologi metalurgi kuno (cetakan keris, alat pengecoran logam)
Sistem perdagangan kuno (arti penting jalur rempah, replika kapal Sriwijaya)
Naskah kuno pengobatan tradisional (lontar Usada Bali, prasasti pengobatan Jawa)
Lantai 3: Organisasi Sosial dan Pola Pemukiman
Miniatur rumah adat dari seluruh Indonesia
Perangkat upacara adat (pernikahan, kematian, ritual)
Senjata tradisional (keris, mandau, rencong) dengan penjelasan status sosial pemiliknya
Sistem pemerintahan tradisional (prasasti kerajaan, atribut kebesaran raja)
Lantai 4: Ruang Khasanah dan Keramik
Keramik kuno dari Dinasti Tang, Ming, dan Qing
Gerabah lokal (termasuk gerabah Buni dan Pejaten)
Koleksi emas dan perak (perhiasan kuno, mata uang emas)
Tekstil mewah (kain tenun emas, batik pedalaman)
Subscribe by Email
Follow Updates Articles from This Blog via Email
No Comments