Dinamika Interaksi Sosial Manusia dengan Lingkungan dalam Konteks Pembangunan di Indonesia
1. Pengertian Dinamika Interaksi
Dinamika interaksi merujuk pada proses perubahan hubungan timbal balik antara manusia dengan lingkungannya (alam, sosial, budaya, ekonomi) yang terus berkembang seiring waktu. Dalam konteks pembangunan, interaksi ini meliputi:
Adaptasi: Manusia menyesuaikan diri dengan lingkungan untuk memenuhi kebutuhan.
Modifikasi: Manusia mengubah lingkungan untuk kepentingan pembangunan.
Dampak Timbal Balik: Perubahan lingkungan memengaruhi kehidupan manusia, begitu pula sebaliknya.
Contoh di Indonesia:
Pembangunan infrastruktur (jalan, bendungan) mengubah ekosistem tetapi meningkatkan akses ekonomi.
Urbanisasi memicu kepadatan penduduk tetapi juga memodernisasi masyarakat.
2. Perubahan Sosial-Ekonomi pada Masa Orde Baru (1966–1998)
Masa Orde Baru di bawah kepemimpinan Soeharto ditandai dengan stabilitas politik dan pertumbuhan ekonomi cepat, tetapi juga memunculkan ketimpangan dan kerusakan lingkungan.
A. Perubahan Sosial
Struktur Masyarakat
Sentralisasi Kekuasaan: Pemerintah pusat mengontrol daerah melalui birokrasi dan militer.
Homogenisasi Budaya: Penekanan pada "Pancasila" sebagai satu-satunya ideologi, mengurangi ruang untuk keberagaman.
Modernisasi dan Urbanisasi
Pembangunan kota (Jakarta, Surabaya) menarik migrasi besar-besaran dari desa.
Munculnya kelas menengah baru, tetapi kesenjangan dengan masyarakat miskin tetap lebar.
Kontrol Sosial
Pembatasan kebebasan berpendapat melalui sensor media dan represi terhadap kritik.
Organisasi masyarakat harus berafiliasi dengan Golkar (partai penguasa).
B. Perubahan Ekonomi
Pembangunan Berbasis Pertumbuhan
Revolusi Hijau: Peningkatan produksi pangan (swasembada beras 1984) melalui teknologi pertanian.
Industrialisasi: Pembangunan pabrik (tekstil, otomotif) dengan investasi asing.
Ketergantungan pada Sumber Daya Alam
Ekspor migas (sebelum 1980) dan kayu hutan menjadi tulang punggung ekonomi.
Eksploitasi hutan dan tambang menyebabkan deforestasi (Kalimantan, Sumatra).
Kesenjangan Ekonomi
Pembangunan terkonsentrasi di Jawa dan kota besar.
Kemiskinan di pedesaan dan daerah terpencil tetap tinggi.
C. Dampak pada Lingkungan
Kerusakan Ekologis
Deforestasi untuk perkebunan kelapa sawit dan HPH (Hak Pengusahaan Hutan).
Pencemaran sungai oleh limbah industri (contoh: Sungai Citarum).
Kebijakan yang Tidak Berkelanjutan
Proyek Transmigrasi menyebabkan alih fungsi hutan dan konflik dengan masyarakat adat.
Pembangunan bendungan (contoh: Kedung Ombo) mengorbankan lahan pertanian tanpa kompensasi adil.
3. Analisis Dinamika Interaksi pada Orde Baru
Positif: Pertumbuhan ekonomi, stabilitas politik, dan modernisasi infrastruktur.
Negatif:
Kerusakan lingkungan akibat eksploitasi sumber daya.
Kesenjangan sosial dan represi hak asasi manusia.
Ketergantungan ekonomi pada sumber daya alam yang tidak terbarukan.
Contoh Kasus:
Deforestasi di Kalimantan: Pembalakan liar untuk kayu dan perkebunan sawit mengurangi habitat orangutan.
Konflik Agraria: Proyek pembangunan (seperti IPTN di Bandung) mengambil lahan warga tanpa musyawarah adil.
Subscribe by Email
Follow Updates Articles from This Blog via Email
No Comments