Sejarah Museum di Indonesia Masa Pra-Kemerdekaan
(Abad ke-19 hingga 1945)
Pendahuluan
Perkembangan museum di Indonesia pada masa pra-kemerdekaan tidak lepas dari pengaruh kolonial Belanda dan Jepang. Museum-museum awal didirikan untuk kepentingan penelitian, pelestarian budaya, serta propaganda kolonial. Berikut adalah sejarah, tokoh penting, dan organisasi kebudayaan yang berperan dalam perkembangan permuseuman sebelum Indonesia merdeka.
Perkembangan Museum Masa Pra-Kemerdekaan
A. Masa Kedatangan Bangsa Eropa & Jepang
Era Portugis & Spanyol (Abad 16-17)
Belum ada museum formal, tetapi benda-benda budaya dikumpulkan untuk penelitian misionaris.
Era VOC (1602-1799)
Koleksi natural history dan etnografi dikirim ke Belanda.
Era Hindia-Belanda (1800-1942)
Museum mulai didirikan untuk penelitian ilmiah dan promosi budaya kolonial.
Pendudukan Jepang (1942-1945)
Beberapa museum diambil alih untuk propaganda Jepang.
B. Museum-Museum Penting Masa Hindia-Belanda
1. Museum van het Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (BGKW) – Batavia (1778)
Lokasi: Jakarta (sekarang Museum Nasional Indonesia).
Pendiri: Perhimpunan Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (BGKW).
Tokoh Penting:
Sir Thomas Stamford Raffles (Gubernur Jenderal Inggris, 1811-1816) → Memperkaya koleksi.
J.C.M. Radermacher (Pendiri BGKW).
Koleksi: Artefak arkeologi, naskah kuno, etnografi.
Peran: Awal mula permuseuman modern di Indonesia.
2. Museum Radya Pustaka – Surakarta (1890)
Lokasi: Solo, Jawa Tengah.
Pendiri: K.R.A. Sosrodiningrat IV (Paku Alam V).
Koleksi: Naskah Jawa, keris, wayang, prasasti.
Keunikan: Salah satu museum tertua yang didirikan oleh pribumi.
3. Museum Zoologi Bogor (1894)
Lokasi: Bogor, Jawa Barat.
Pendiri: Pemerintah Hindia-Belanda.
Tokoh Penting: Dr. J.C. Koningsberger (Ahli biologi).
Koleksi: Spesimen flora-fauna Indonesia.
4. Museum Geologi – Bandung (1929)
Lokasi: Bandung.
Pendiri: Dienst van den Mijnbouw (Dinas Pertambangan Belanda).
Tokoh Penting: Dr. W. F. F. Oppenoorth (Geolog Belanda).
Koleksi: Fosil, batuan, mineral.
5. Museum Sonobudoyo – Yogyakarta (1935)
Lokasi: Yogyakarta.
Pendiri: Java Instituut (Organisasi kebudayaan Belanda-Jawa).
Koleksi: Artefak Jawa, wayang, keris.
6. Museum Bali – Denpasar (1932)
Lokasi: Denpasar.
Pendiri: Pemerintah Kolonial & Raja Bali.
Tokoh Penting: W.F.J. Kroon (Residen Belanda).
Koleksi: Seni & budaya Bali tradisional.
7. Museum Gedong Kirtya – Singaraja (1928)
Lokasi: Singaraja, Bali.
Pendiri: Pemerintah Belanda & Raja Buleleng.
Koleksi: Naskah lontar Bali kuno.
8. Museum Puro Mangkunegaran – Surakarta (1918)
Lokasi: Solo.
Pendiri: Mangkunegara VII.
Koleksi: Pusaka keraton, seni Jawa.
9. Museum Stedelijk Historisch – Batavia (Awal abad 20)
Lokasi: Jakarta (kini tidak ada).
Koleksi: Sejarah kota Batavia.
10. Museum Simalungun – Sumatera Utara (1939)
Lokasi: Pematang Siantar.
Pendiri: Zending Kristen & Pemerintah Kolonial.
Koleksi: Budaya Batak Simalungun.
Tokoh-Tokoh Penting Permuseuman Pra-Kemerdekaan
J.C.M. Radermacher → Pendiri BGKW (cikal bakal Museum Nasional).
Thomas Stamford Raffles → Memajukan penelitian budaya Jawa.
Mangkunegara VII → Pelestari budaya Jawa lewat Museum Puro Mangkunegaran.
K.R.A. Sosrodiningrat IV → Pendiri Museum Radya Pustaka.
Dr. W. F. F. Oppenoorth → Pengembang Museum Geologi.
Organisasi Kebudayaan & Permuseuman Masa Kolonial
Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (BGKW) (1778)
Organisasi ilmiah & budaya Belanda, pendiri Museum Nasional.
Java Instituut (1919)
Meneliti budaya Jawa, mendirikan Museum Sonobudoyo.
Koninklijk Natuurhistorisch Vereeniging (KNV) (1850-an)
Menangani museum zoologi & geologi.
Dienst van den Mijnbouw (Dinas Pertambangan Belanda)
Mengelola Museum Geologi Bandung.
Pengaruh Kolonial & Jepang pada Museum
Belanda: Museum didirikan untuk penelitian ilmiah & legitimasi kolonial.
Jepang (1942-1945): Beberapa museum diubah untuk propaganda "Asia Raya".
Subscribe by Email
Follow Updates Articles from This Blog via Email
No Comments