1. Pengertian, Ciri, dan Tujuan Teks Deskripsi
Pengertian: Teks yang menggambarkan objek, tempat, atau peristiwa secara detail sehingga pembaca seolah-olah melihat, mendengar, atau merasakan objek tersebut.
Ciri-ciri:
Menggambarkan objek secara spesifik (warna, bentuk, ukuran, kondisi).
Menggunakan kata sifat dan kata keterangan.
Melibatkan kesan indra (penglihatan, pendengaran, penciuman, peraba).
Tujuan: Memberikan pengalaman imajinatif kepada pembaca melalui deskripsi yang jelas dan hidup.
2. Menentukan Tujuan Paragraf dalam Penggalan Teks
Identifikasi ide pokok paragraf.
Analisis fungsi paragraf: apakah menjelaskan, menggambarkan, atau menyimpulkan.
Contoh: Paragraf pembuka biasanya berisi pengenalan objek, paragraf inti berisi deskripsi detail.
3. Menentukan Objek yang Dideskripsikan
Baca seluruh paragraf dengan cermat.
Cari kata kunci yang merujuk pada objek (benda, orang, tempat, peristiwa).
Contoh: Jika paragraf membahas pantai, objeknya adalah "pantai".
4. Menentukan Kesan Objek Berdasarkan Indra Perasaan
Identifikasi kata-kata yang terkait dengan panca indra:
Penglihatan: indah, cerah, gelap.
Pendengaran: ramai, sunyi, berisik.
Penciuman: harum, anyir.
Peraba: kasar, halus, dingin.
Contoh: "Pasir putih yang lembut" → kesan halus (indra peraba).
5. Menentukan Makna Kata yang Salah dalam Paragraf
Cari kata yang tidak sesuai konteks kalimat.
Perhatikan hubungan antar kata (misalnya: kata yang tidak logis atau bertentangan).
Contoh: "Langit yang sangat dalam" (mungkin salah jika konteksnya tentang kecerahan).
6. Menentukan Makna Kata Majas Personifikasi
Personifikasi: Memberikan sifat manusia pada benda mati atau makhluk bukan manusia.
Contoh: "Angin berbisik lembut" → artinya angin terdengar seperti suara bisikan.
7. Menentukan Penggunaan Huruf Kapital yang Tidak Tepat
Huruf kapital digunakan untuk:
Awal kalimat, nama orang, tempat, institusi, hari, bulan, dan judul.
Kesalahan umum:
Nama umum yang ditulis kapital (contoh: "Saya pergi ke kota Bandung" → "kota" tidak perlu kapital).
Awal kalimat yang tidak kapital.
8. Menentukan Simpulan Paragraf yang Tepat
Ambil ide pokok dari setiap kalimat.
Gabungkan ide-ide tersebut menjadi satu kesimpulan utuh.
Simpulan harus mencerminkan isi paragraf tanpa menambah informasi baru.
9. Menentukan Kalimat yang Menggunakan Kata Berimbuhan meN-
Imbuhan meN- berfungsi membentuk kata kerja.
Bentuknya bervariasi: me-, mem-, men-, meng-, meny-, menge-.
Contoh:
me + baca → membaca
mem + buka → membuka
men + tari → menari
meng + hapus → menghapus
meny + sayang → menyayangi
menge + cat → mengecat
10. Menentukan Bentuk Pembentukan Kata Dasar dari Kata Berimbuhan dan Membakukannya
Langkah-langkah:
Pisahkan imbuhan dari kata berimbuhan (contoh: "menari" → "tari" + "meN-").
Identifikasi kata dasar dan imbuhan yang digunakan.
Pastikan kata dasar sudah dalam bentuk baku (contoh: "nari" → baku: "tari").
Contoh:
"Menyepak" → kata dasar: "sepak" (baku), imbuhan: "meny-".
"Mengecat" → kata dasar: "cat", imbuhan: "menge-".
11. Menentukan Unsur Penciri Arti Kata
Unsur penciri: ciri khusus yang membedakan makna suatu kata dengan kata lain.
Contoh:
"Melirik" → ciri: melihat dengan sudut mata/sembunyi-sembunyi.
"Menatap" → ciri: melihat dengan fokus dan lama.
12. Menentukan Kalimat yang Menggunakan Imbuhan meN-
Ciri kalimat:
Mengandung kata kerja aktif.
Imbuhan: me-, mem-, men-, meng-, meny-, menge-.
Contoh: "Ibu membeli sayur di pasar" ("membeli" = mem + beli).
13. Menggunakan Ejaan dan Tanda Baca untuk Menentukan Kalimat yang Tepat
Ejaan:
Penulisan kata baku (contoh: "napas" bukan "nafas").
Penggunaan huruf kapital yang benar.
Tanda baca:
Titik (.), koma (,), tanda seru (!), tanda tanya (?).
Contoh kesalahan: "Kapan kamu pergi?" (benar) vs "Kapan kamu pergi" (tanpa tanda tanya).
14. Menentukan Penggambaran yang Sesuai dengan Pengandaian
Pengandaian: situasi hipotetis atau perumpamaan.
Contoh: "Seandainya aku jadi burung, aku akan terbang tinggi" → penggambaran yang sesuai: "terbang bebas di angkasa".
15. Menentukan Hal yang Tidak Tepat pada Fisik Benda
Identifikasi deskripsi yang tidak logis atau bertentangan dengan sifat fisik benda.
Contoh: "Laut yang mendidih" (tidak tepat karena laut tidak mungkin mendidih kecuali dalam metafora).
16. Mampu Menentukan Susunan Pantun yang Tepat dan Benar
Struktur pantun:
Setiap bait terdiri dari 4 baris.
Baris 1-2: sampiran (gambaran alam/kiasan).
Baris 3-4: isi (maksud pantun).
Rima akhir: a-b-a-b.
Contoh susunan yang salah: Isi di baris 1-2, sampiran di baris 3-4.
17. Menentukan Contoh Ajaran yang Tepat
Ajaran: nasihat, nilai moral, atau pesan dalam teks.
Contoh: Pantun dengan isi nasihat: "Air jernih ikan berenang, hati bersih jangan dendam" → ajaran: jaga kebersihan hati.
18. Menentukan Penggambaran yang Tidak Termasuk Ciri Fisik Benda
Ciri fisik: warna, bentuk, tekstur, ukuran, kondisi.
Contoh deskripsi benda: "Meja kayu yang kuat dan berat".
Yang bukan ciri fisik: "meja yang mahal" (harga bukan ciri fisik).
19. Menentukan Penggalan yang Tepat untuk Melengkapi Pantun yang Hilang
Perhatikan rima (akhiran kata) dan konteks isi pantun.
Contoh:
Sampiran: "Jalan-jalan ke kota Bogor",
Isi yang tepat: "Jangan lupa beli sayur mayor" (rima "-or" dan "-or").
20. Menentukan Tema Puisi yang Berbentuk Mantra
Ciri puisi mantra:
Bersifat repetitif (pengulangan kata/frasa).
Memiliki irama yang khas dan magis.
Tema: biasanya terkait kekuatan alam, spiritual, atau ritual.
Contoh tema: kekuatan penyembuhan, perlindungan, atau hubungan dengan alam.
21. Mampu Menentukan 2 Kalimat yang Tepat Berdasarkan Jawaban Kalimat yang Ada
Cocokkan kalimat dengan konteks yang diberikan (misalnya: kelanjutan dialog atau deskripsi).
Pastikan kalimat saling terkait secara logis dan gramatikal.
Contoh: Jika kalimat pertama menyebutkan "cuaca cerah", kalimat kedua dapat menjelaskan aktivitas di luar ruangan.
22. Menentukan 2 Kalimat yang Bermajas Personifikasi
Personifikasi: memberikan sifat manusia pada benda mati atau makhluk non-manusia.
Contoh:
"Angin berbisik lembut di antara daun-daun."
"Matahari tersenyum cerah pagi ini."
23. Menentukan 2 Kalimat (Sesuai/Tidak Sesuai dengan Ilustrasi)
Bandingkan kalimat dengan ilustrasi/gambar yang diberikan.
Contoh ilustrasi "pemandangan sawah":
Sesuai: "Petani sedang membajak sawah dengan kerbau."
Tidak sesuai: "Nelayan sedang menangkap ikan di laut."
24. Menentukan 2 Penyajian yang Benar untuk Mencerminkan Watak Tokoh
Penyajian watak tokoh dapat melalui:
Dialog: Percakapan yang menunjukkan sifat tokoh (contoh: kata-kata kasar mencerminkan watak pemarah).
Tindakan: Perilaku tokoh (contoh: membantu orang lain mencerminkan watak baik hati).
25. Menentukan 2 Kalimat yang Menggunakan Imbuhan meN- yang Mengungkapkan Pelajaran
Imbuhan meN- membentuk kata kerja aktif.
Contoh kalimat bernilai pelajaran:
"Ibu mengajarkan kami untuk selalu jujur."
"Guru menanamkan disiplin sejak dini."
26. Menentukan 2 Penyajian Sesuai Isi Paragraf
Penyajian dapat berupa ringkasan, inferensi, atau interpretasi.
Contoh:
Menyimpulkan ide utama paragraf.
Mengidentifikasi detail pendukung dari paragraf.
27. Menentukan 2 Penyajian yang Tidak Termasuk Ciri Puisi
Ciri puisi: rima, irama, diksi puitis, majas, dan struktur bait.
Yang bukan ciri puisi:
Bahasa yang terlalu teknis dan kaku.
Struktur seperti prosa (paragraf panjang tanpa enjambemen).
28. Menentukan 2 Penyajian yang Benar Berdasarkan Bait Puisi yang Bersajak Syair
Ciri syair:
Setiap bait terdiri dari 4 baris.
Rima akhir a-a-a-a.
Isi biasanya nasihat atau cerita.
Contoh penyajian benar:
Mengidentifikasi rima yang konsisten pada setiap bait.
Menjelaskan nilai moral dalam bait.
29. Menentukan 2 Aturan Pantun
Struktur bait: 4 baris per bait.
Rima: akhir baris berima a-b-a-b.
Sampiran dan isi: Baris 1-2 adalah sampiran (kiasan), baris 3-4 adalah isi (maksud).
Irama: 8-12 suku kata per baris.
30. Menentukan 2 Perbedaan dari 2 Puisi yang Disajikan
Aspek pembanding:
Tema (contoh: alam vs cinta)
Struktur bait (jumlah baris, pola rima)
Gaya bahasa (majas yang dominan)
Diksi (pilihan kata)
Contoh perbedaan:
Puisi A menggunakan rima a-b-a-b, sedangkan Puisi B menggunakan rima bebas.
Puisi A bertema perjuangan, Puisi B bertema keromantisan.
31. Menentukan Objek yang Dideskripsikan dalam Teks
Baca teks secara keseluruhan.
Identifikasi kata kunci yang merujuk pada objek (orang, benda, tempat, peristiwa).
Contoh: Teks yang mendeskripsikan "pasar tradisional" → objeknya adalah pasar tersebut.
32. Menentukan Kata Depan yang Terdapat dalam Teks yang Merupakan Kalimat Pembuka Paragraf
Kata depan: di, ke, dari, pada, dalam, kepada, terhadap, dll.
Biasanya terletak di awal kalimat/paragraf untuk menunjukkan waktu, tempat, atau arah.
Contoh: "Di pagi yang cerah, burung-burung berkicau." (kata depan "di").
33. Menentukan Paragraf yang Menunjukkan Nilai Kesabaran
Cari paragraf yang berisi:
Tokoh yang menghadapi masalah dengan tenang.
Proses menunggu atau berusaha tanpa mengeluh.
Nasihat tentang pentingnya sabar.
Contoh: Paragraf tentang seorang petani yang menunggu hujan dengan tabah.
34. Menentukan Kata Berimbuhan meN- yang Mengalami Peluluhan Disertai Contoh
Peluluhan: Hilangnya huruf pertama kata dasar ketika mendapat imbuhan meN-.
Kategori:
Kata dasar berawalan k, t, s, p → luluh (k menjadi ∅, t menjadi n, s menjadi ny, p menjadi m).
Contoh:
meN- + tari → menari (t luluh menjadi n)
meN- + pukul → memukul (p luluh menjadi m)
meN- + sapu → menyapu (s luluh menjadi ny)
35. Menentukan Penggunaan Huruf Kapital yang Tidak Tepat
Kesalahan umum:
Nama jabatan tanpa nama orang (contoh: "Presiden berkunjung" seharusnya "presiden berkunjung" kecuali merujuk ke orang tertentu).
Nama hari/bulan yang tidak kapital di tengah kalimat (contoh: "Pada hari senin" seharusnya "pada hari Senin").
Nama geografi umum (contoh: "sungai nil" seharusnya "Sungai Nil").
36. Menentukan Objek yang Dideskripsikan pada Teks
(Sama dengan indikator 31) Identifikasi objek utama yang digambarkan secara detail dalam teks.
Contoh: Teks tentang "Candi Borobudur" → objeknya adalah Candi Borobudur.
37. Menentukan Salah Satu Paragraf Disertai Contoh
Pilih paragraf yang representatif (biasanya paragraf utama atau yang mengandung ide pokok).
Contoh: Paragraf 2 teks deskripsi tentang pantai: "Pasir putih membentang luas, dihiasi ombak yang berkejaran."
38. Menentukan Makna Kata yang Tercermin dalam Teks
Makna kata dapat denotatif (harfiah) atau konotatif (kiasan).
Langkah:
Baca kalimat secara utuh.
Cari konteks yang memengaruhi makna.
Contoh: "Hatinya sebening kaca" → makna: jujur dan transparan.
39. Menentukan Kata yang Berimbuhan meN- Disertai Kata Dasar yang Digunakannya
Pisahkan imbuhan meN- dari kata berimbuhan.
Contoh:
"Menyanyi" → kata dasar: "nyanyi", imbuhan: "me-"
"Memukul" → kata dasar: "pukul", imbuhan: "me-"
"Menanam" → kata dasar: "tanam", imbuhan: "me-"
40. Melengkapi Kata Empang pada Salah Satu Pantun
Kata "empang": biasanya merujuk pada kolam atau tambak ikan.
Pantun harus mempertahankan rima dan makna.
Contoh:
Baris rumpang: "Jalan-jalan ke kota baru"
Lengkapi: "Jangan lupa melihat empang yang biru" (rima "-u" dengan "baru").
41. Menentukan Jenis/Lama Puisi Rakyat yang Tepat
Jenis puisi rakyat:
Pantun: 4 baris, rima a-b-a-b, sampiran-isi.
Syair: 4 baris, rima a-a-a-a, berisi nasihat/cerita.
Gurindam: 2 baris, rima a-a, baris pertama syarat, baris kedua akibat.
Contoh: Jika puisi terdiri dari 2 baris dengan rima a-a → gurindam.
42. Menentukan Jumlah Suku Kata pada Salah Satu Bait Puisi Rakyat
Hitung suku kata per baris.
Puisi rakyat tradisional biasanya 8-12 suku kata per baris.
Contoh: "Air dalam bertambah dalam" (5 suku kata: a-ir da-lam ber-tam-bah da-lam).
43. Menentukan Makna Salah Satu Kata pada Puisi Rakyat
Perhatikan konteks bait secara utuh.
Kata bisa memiliki makna denotatif atau konotatif.
Contoh: "Lautan api" → makna konotatif: situasi sangat berbahaya atau konflik.
44. Menentukan Kata yang Tepat untuk Melengkapi Bait yang Rumpang dari Sebuah Puisi Rakyat
Perhatikan rima dan tema bait.
Contoh:
Bait: "Pohon randu di tepi jalan (a) / Daunnya rindang buahnya lebat (b) / ... (a) / Ilmu yang baik jangan dilupakan (b)".
Kata yang tepat: "Rajin belajar setiap zaman" (rima "-an" dengan "jalan" dan "lupakan").
45. Menentukan Rima pada Puisi Rakyat
Rima: persamaan bunyi pada akhir baris.
Jenis rima:
Pantun: a-b-a-b.
Syair: a-a-a-a.
Gurindam: a-a.
Contoh: Pantun dengan rima a-b-a-b: "jalan (a) / pantai (b) / salin (a) / pandai (b)".
46. Menuliskan Kata Berawalan meN- dan Proses Pembentukannya dari Teks Deskripsi
Langkah:
Cari kata berawalan meN- dalam teks.
Tentukan kata dasarnya.
Jelaskan proses pembentukannya (peluluhan/perubahan bunyi jika ada).
Contoh:
Kata: "menari" → kata dasar "tari", proses: *me-* + tari → menari (t luluh menjadi n).
Kata: "memukul" → kata dasar "pukul", proses: *me-* + pukul → memukul (p luluh menjadi m).
47. Menuliskan 2 Persamaan dan 2 Perbedaan Gurindam dan Syair
Persamaan:
Sama-sama puisi rakyat tradisional.
Berisi nasihat atau nilai moral.
Perbedaan:
Gurindam: 2 baris per bait, syair: 4 baris per bait.
Gurindam: rima a-a, syair: rima a-a-a-a.
48. Menulis Teks Deskripsi tentang Pantai dengan Majas Personifikasi (3-5 Paragraf)
Struktur:
Paragraf 1: Gambaran umum pantai (contoh: "Pantai ini menyambutku dengan deburan ombaknya yang riang").
Paragraf 2-4: Deskripsi detail (pasir, laut, langit) dengan personifikasi (contoh: "Pasir putih berbisik lembut di bawah kaki").
Paragraf 5: Kesan penulis.
Contoh majas personifikasi: "Ombak bernyanyi bersama angin."
49. Menulis Teks Deskripsi (1-5 Paragraf) Berdasarkan Gambar
Langkah:
Perhatikan elemen gambar (objek, warna, aktivitas).
Deskripsikan dari umum ke khusus.
Gunakan panca indra (penglihatan, pendengaran, dll.).
Contoh: Gambar pemandangan sawah → "Hamparan sawah hijau terbentang luas, diiringi kicau burung yang bersahutan."
50. Membuat Pantun Sesuai Ilustrasi yang Diberikan
Langkah:
Tentukan isi pantun berdasarkan ilustrasi (nasihat, humor, atau描述).
Buat sampiran yang terkait alam atau kehidupan sehari-hari.
Pastikan rima a-b-a-b dan suku kata 8-12 per baris.
Contoh ilustrasi "gemar membaca":
"Pohon jati tinggi berderet (a) / Di bawahnya tumbuh si jamur (b) / Rajin membaca setiap saat (a) / Ilmu luas menjadi jurus (b)".
Subscribe by Email
Follow Updates Articles from This Blog via Email
No Comments