thumbnail

Mengenal Karya Fiksi: Eksplorasi Unsur, Penilaian, dan Resensi (Materi Bahasa Indonesia Kelas 8 Kurikulum Merdeka)

Mengenal Karya Fiksi: Eksplorasi Unsur, Penilaian, dan Resensi

Mengenal karya fiksi melibatkan pemahaman mendalam terhadap struktur, bahasa, dan nilai estetika yang terkandung di dalamnya. Dengan mengeksplorasi unsur-unsur karya fiksi, melakukan penilaian yang cermat, memahami perbedaan antara denotasi dan konotasi, serta menguasai langkah-langkah penulisan resensi, pembaca dapat memperkaya pengalaman membaca mereka dan menjadi lebih sadar terhadap keindahan sastra yang menghidupkan imajinasi dan pikiran.


 Bab 1: Menemukan Unsur Karya Fiksi

Karya fiksi adalah bentuk sastra yang memikat pembaca dengan imajinasi dan kreativitas penulis. Sebelum dapat mengapresiasi karya fiksi, penting untuk mengidentifikasi unsur-unsur yang membentuknya. Plot, karakter, setting, gaya bahasa, dan tema merupakan elemen-elemen utama yang menciptakan keindahan dan kekuatan sebuah karya fiksi. Menelusuri cerita dan merinci bagaimana unsur-unsur ini diatur adalah langkah awal untuk memahami makna yang tersembunyi dalam setiap kisah.

 1. Plot: Jantung Cerita

Plot adalah tulang punggung sebuah karya fiksi. Ini merupakan urutan peristiwa yang membentuk struktur cerita. Mulai dari pengenalan, konflik, klimaks, hingga penyelesaian, plot memandu pembaca melalui perjalanan yang penuh dengan kejutan dan emosi. Plot yang baik mengundang pembaca untuk terus terlibat, penasaran dengan apa yang akan terjadi selanjutnya.

 

 2. Karakter: Penyemarak Cerita

Karakter adalah elemen yang mewakili jiwa cerita. Karakter yang kompleks, berkembang, dan dapat diidentifikasi oleh pembaca membantu menciptakan kedekatan emosional. Dari protagonis hingga antagonis, setiap karakter memiliki peran khusus dalam membentuk dinamika cerita dan menggambarkan keberagaman alam manusia.

 

 3. Setting: Panggung Cerita

Setting merujuk pada latar tempat dan waktu di mana cerita berlangsung. Detil setting menciptakan nuansa dan atmosfer yang memperkaya pengalaman pembaca. Dengan memberikan gambaran yang jelas tentang dunia di sekitar karakter, penulis dapat mengimajinasikan dunia yang unik dan menarik.

 

 4. Gaya Bahasa: Lukisan Kata-kata

Gaya bahasa mencakup pilihan kata, struktur kalimat, dan figur retorika yang digunakan penulis. Gaya bahasa yang kuat dapat meningkatkan daya tarik karya fiksi. Metafora, simile, dan deskripsi yang mendalam adalah beberapa alat yang digunakan untuk membawa cerita hidup, menciptakan gambaran yang jelas dan menggugah imajinasi.

 

 5. Tema: Makna yang Tersembunyi

Tema merupakan pesan atau ide yang melingkupi cerita secara keseluruhan. Karya fiksi seringkali menyampaikan pesan mendalam tentang kehidupan, moralitas, atau kebenaran manusia. Tema yang kuat memberikan dimensi tambahan pada cerita, memicu refleksi dan pemahaman yang mendalam.

 

 Bab 2: Melakukan Penilaian terhadap Karya Fiksi

Setiap pembaca memiliki preferensi dan standar penilaian yang berbeda terhadap karya fiksi. Meskipun subjektif, penilaian dapat dibimbing oleh beberapa kriteria objektif. Plot yang solid, karakter yang tergambar dengan baik, dan pengembangan tema yang kohesif adalah faktor-faktor yang sering digunakan dalam penilaian karya fiksi. Selain itu, gaya penulisan yang unik dan kemampuan penulis menyajikan cerita dengan alur yang menarik juga memainkan peran penting dalam menilai kualitas karya.

 

 Bab 3: Membandingkan Kata Denotasi dan Konotasi dalam Karya Fiksi

Bahasa adalah alat utama penulis untuk mengekspresikan ide dan emosi dalam karya fiksi. Penggunaan kata dengan denotasi dan konotasi yang tepat dapat memberikan dimensi tambahan pada cerita. Denotasi mengacu pada makna harfiah suatu kata, sementara konotasi mencakup asosiasi dan nuansa emosional yang melekat pada kata tersebut. Dalam karya fiksi, perbandingan dan pemahaman kedua makna ini dapat menghasilkan efek yang mendalam pada pembaca, memperkaya pengalaman membaca.

Denotasi merujuk pada makna literal dan tertentu suatu kata, mengacu pada definisi yang dapat ditemukan dalam kamus. Ini adalah makna kata yang umum dan objektif. Sebagai contoh, kata "kucing" secara denotatif merujuk pada hewan berkumis yang sering dijadikan hewan peliharaan.

Konotasi: Makna Tambahan dan Emosional

Sementara konotasi mengacu pada makna tambahan yang bersifat emosional atau kultural yang melekat pada suatu kata. Konotasi bersifat lebih subjektif dan dapat bervariasi antara individu atau kelompok. Menggunakan contoh sebelumnya, kata "kucing" mungkin memiliki konotasi positif bagi sebagian orang yang menyukai hewan peliharaan, sementara bagi yang lain, mungkin memiliki konotasi negatif terkait alergi atau pengalaman yang kurang menyenangkan.

 

 Peran Konotasi dan Denotasi dalam Komunikasi

1. Ekspresi Emosi dan Nuansa: Konotasi memungkinkan pembicara untuk menyampaikan lebih dari sekadar informasi. Kata-kata dengan konotasi tertentu dapat menciptakan nuansa emosional yang mengenali perasaan atau sikap pembicara terhadap suatu topik.

2. Pengaruh dalam Budaya: Konotasi suatu kata dapat berubah seiring waktu dan tergantung pada budaya atau subkultur tertentu. Sebuah kata yang awalnya netral dapat mengembangkan konotasi positif atau negatif bergantung pada bagaimana masyarakat menggunakannya.

3. Penggunaan dalam Sastra: Penulis sering menggunakan konotasi untuk memperkaya karya mereka. Dengan memilih kata-kata dengan konotasi yang tepat, penulis dapat membangun suasana, menggambarkan karakter, dan mengomunikasikan tema yang lebih mendalam.

 

 Pentingnya Pemahaman Konotasi dan Denotasi

1. Penghindaran Stereotip: Memahami konotasi membantu mencegah penggunaan kata-kata yang dapat memicu stereotip atau persepsi yang tidak diinginkan.

2. Pengaruh dalam Pemasaran: Dalam konteks pemasaran, pemilihan kata-kata dengan konotasi yang positif dapat memengaruhi persepsi konsumen terhadap suatu produk atau merek.

3. Penggunaan Bahasa yang Tepat: Pemahaman denotasi dan konotasi memungkinkan kita menggunakan bahasa dengan tepat, meminimalkan risiko salah tafsir dan meningkatkan kejelasan komunikasi.

4. Kreativitas dalam Penulisan: Sastrawan dan penulis dapat memanfaatkan konotasi untuk menciptakan narasi yang lebih mendalam dan kaya akan nuansa.

 

 Bab 4: Mengenal Langkah-Langkah Penulisan Resensi

Menyusun resensi merupakan cara untuk berbagi pandangan dan pengalaman membaca karya fiksi. Langkah-langkah penulisan resensi melibatkan pembaca dalam proses refleksi yang mendalam terhadap karya yang telah dinikmati. Dari merangkum plot hingga mengevaluasi karakter, penulisan resensi membutuhkan perhatian terhadap detail dan kejelasan dalam menyampaikan impresi. Langkah-langkah ini mencakup pembahasan elemen-elemen kritis dan memberikan panduan bagi pembaca potensial untuk memutuskan apakah karya fiksi tersebut sesuai dengan selera dan minat mereka.

Resensi adalah bentuk kritik atau ulasan yang memberikan gambaran umum tentang suatu karya dan mengevaluasi berbagai aspeknya. Proses menyusun resensi memerlukan ketelitian dan pemahaman yang mendalam terhadap karya yang akan dinilai. Berikut adalah langkah-langkah yang dapat membimbing Anda dalam menyusun resensi yang informatif dan mendalam.

 

 1. Baca Karya dengan Cermat

Sebelum menyusun resensi, pastikan untuk membaca karya yang akan Anda ulas dengan teliti. Pahami plot, karakter, setting, dan pesan yang ingin disampaikan oleh penulis. Catat poin-poin penting dan buatlah anotasi yang dapat membantu Anda mengingat hal-hal penting.

 

 2. Identifikasi Unsur-unsur Kunci

Pahami unsur-unsur kunci dalam karya tersebut, seperti plot, karakter, gaya bahasa, dan tema. Identifikasi elemen-elemen yang menonjol dan penggunaan teknik penulisan khusus yang mungkin memengaruhi pengalaman pembaca.

 

 3. Jelaskan Konteks Karya

Berikan konteks tentang karya tersebut, termasuk informasi tentang penulis, latar belakang sejarah atau budaya, dan elemen-elemen lain yang mungkin mempengaruhi pemahaman pembaca terhadap karya. Hal ini dapat membantu membuka perspektif baru dan lebih mendalam.

 

 4. Tentukan Pendekatan dan Gaya Penulisan

Sebelum mulai menulis resensi, tentukan pendekatan dan gaya penulisan yang sesuai dengan jenis karya yang diulas. Apakah Anda ingin memberikan resensi yang lebih analitis, penuh dengan konteks sejarah, atau lebih fokus pada aspek emosional dan pengalaman pribadi Anda? Tentukan hal ini sebelum mulai menulis.

 

 5. Tuliskan Sinopsis tanpa Spoiler

Mulailah dengan memberikan sinopsis singkat tanpa memberikan terlalu banyak spoiler. Bantu pembaca memahami inti cerita tanpa mengungkapkan terlalu banyak detail yang dapat mengurangi kejutan pembaca.

 

 6. Berikan Evaluasi yang Jujur

Beri penilaian yang jujur terhadap karya tersebut. Fokus pada kelebihan dan kekurangan, dan sertakan alasan mengapa Anda memiliki pandangan tersebut. Hindari memberikan penilaian berdasarkan preferensi pribadi tanpa memberikan alasan yang kuat.

 

 7. Sertakan Kutipan yang Merepresentasikan Karya

Sertakan kutipan-kutipan penting yang mencerminkan gaya penulisan penulis atau menyampaikan pesan yang kuat. Kutipan dapat memberikan gambaran langsung kepada pembaca tentang kekuatan bahasa atau ide dalam karya.

 

 8. Jelaskan Dampak Emosional atau Intelektual

Bagaimana karya tersebut memengaruhi Anda secara emosional atau intelektual? Jelaskan dampak yang dirasakan oleh pembaca dan bagaimana karya tersebut dapat memberikan pengalaman yang berharga.

 

 9. Tutup dengan Kesimpulan yang Kuat

Akhirilah resensi Anda dengan kesimpulan yang kuat. Ringkaslah poin-poin utama Anda, dan sampaikan apakah Anda merekomendasikan karya tersebut kepada pembaca. Berikan alasan singkat mengapa karya tersebut layak untuk dijelajahi.

 

 10. Revisi dan Koreksi

Sebelum mengirimkan resensi, lakukan revisi dan koreksi tata bahasa, ejaan, dan struktur tulisan. Pastikan resensi Anda mudah dipahami dan memiliki alur yang jelas.

 

 ASESMEN EMBUN PAGI

thumbnail

Inspirasi Al-Qur’an: Indahnya Beragama Secara Moderat (Materi Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kurikulum Merdeka Kelas 8)

Ummatan Wasatan: Menapaki Jalan Keseimbangan dalam Beragama

 

Siswa yang Budiman, Tahukah Kalian bahwa Moderasi dalam Beragama Adalah Kunci Keselamatan?

Dalam perjalanan hidupnya, sebagian pelajar sering kali terjerumus pada jalan yang tidak tepat dalam mengekspresikan keberagamaan. Riset telah menunjukkan bahwa sebagian dari mereka cenderung mengekspresikan keberagamaannya secara radikal dan intoleran. Ini tercermin dalam tindakan kekerasan, perundungan, dan intoleransi terhadap orang yang berbeda agama atau praktik keagamannya. Namun, sangat penting untuk disadari bahwa tindakan seperti itu bertentangan dengan ajaran agama Islam.

Pada bab ini, kita akan belajar bagaimana Islam mendorong pemeluknya untuk beragama secara moderat. Melalui keberagamaan yang moderat, praktik-praktik kekerasan, perundungan, dan intoleransi tidak akan muncul. Kita akan memahaminya melalui Q.S. Al-Baqarah/2:143 dan hadis terkait yang membahas tentang persoalan ini.

Artinya :

Dan demikian pula Kami telah menjadikan kamu (umat Islam) ”umat

pertengahan” agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar

Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. Kami tidak

menjadikan kiblat yang (dahulu) kamu (berkiblat) kepadanya melainkan agar

Kami mengetahui siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang berbalik ke

belakang. Sungguh, (pemindahan kiblat) itu sangat berat, kecuali bagi orang

yang telah diberi petunjuk oleh Allah. Dan Allah tidak akan menyia-nyiakan

imanmu. Sungguh, Allah Maha Pengasih, Maha Penyayang kepada manusia.

(Al-Baqarah/2:143)

Tangga Cinta Al-Qur’an: Membaca dengan Tartil

Masih ingatkah kalian tentang tangga cinta al-Qur’an pada bab sebelumnya? Mari kita mulai dari tangga yang pertama: membaca al-Qur’an dengan tartil sesuai kaidah tajwid.

1. Ayo Belajar Membaca Al-Qur’an dengan Fasih!

   Pada bab ini, kita akan mempelajari kaidah bacaan nun mati/tanwin dan mim mati. Nun mati adalah huruf nun dengan harakat sukun, sedangkan tanwin adalah nun mati yang bertempat di akhir kata benda. Ada empat hukum bacaan: iẓhar, iẓgam, iqlab, dan ikhfa. Setelah memahami ini, kita dapat membaca Q.S. al-Baqarah/2:143 dengan tartil.

1) Iẓhar: Kejelasan dan Keterangannya

- Arti Iẓhar: Iẓhar berarti jelas, terang, dan tampak.

- Huruf Ḥalqi: Nun mati atau tanwin dibaca Iẓhar ketika bertemu dengan salah satu dari enam huruf ḥalqi: hamzah (ء), ha (ه), ain (ع), gain (غ), ha (ح), dan kha (خ).

- Contoh Bacaan Iẓhar:

  - ٍرْيَحٌ مِنْ حَانٍ وَعِلْمٌ

 

2) Idgam: Memasukkan Sesuatu pada Sesuatu

- Huruf Idgam: Nun mati atau tanwin dibaca Idgam ketika bertemu dengan enam huruf Idgam: ya (ي), nun (ن), mim (م), waw (و), lam (ل), dan ra (ر).

- Idgam bi Gunnah: Beberapa huruf Idgam dibaca dengan dengung (gunnah) seperti ya (ي), nun (ن), mim (م), waw (و). Syaratnya, harus terjadi di dua kata; jika satu kata, nun mati dibaca terang (iẓhar kilmi).

- Idgam bi Lā Gunnah: Beberapa huruf Idgam lainnya dibaca tanpa dengung, seperti lam (ل) dan ra (ر).

 

3) Iqlāb: Mengubah Bentuk Asal

- Bacaan Iqlāb: Nun mati atau tanwin dibaca Iqlāb ketika bertemu dengan huruf ba (ب), diubah menjadi mim (م) dengan dengung.

- Contoh Bacaan Iqlāb:

  - اَضًا بِمَن ِلَكَ ۢ بِقَدَرٍ صُمََّ

 

4) Ikhfā’: Menyembunyikan atau Menutupi

- Huruf Ikhfā’: Nun mati atau tanwin dibaca Ikhfā’ ketika bertemu dengan 15 huruf Ikhfā’, seperti Ta (ت), Ṡa (ص), Ṣad (ش), dll.

- Cara Bacaan Ikhfā’: Nun mati atau tanwin yang bertemu dengan huruf-huruf ini dibaca samar (disembunyikan).

- Contoh Bacaan Ikhfā’:

  - مُتْنُوْعٍۢ بِّيَةٍ اَوْ تَحْتَ ذَلِكَ


2. Ayo Belajar Menulis dan Menghafal Al-Qur’an

   Setelah membaca dengan tartil, kita melangkah ke tahap selanjutnya. Hafalkan dan lengkapi ayat-ayat yang diberikan. Hal ini juga dapat dilakukan sambil berlatih menulis untuk memperkuat hafalan.

 

3. Ayo Belajar Menerjemahkan!

   Terjemahkan Q.S al-Baqarah/2:143 ke dalam bahasa Indonesia. Isilah kolom kosa kata untuk memahami arti kata-kata kunci pada ayat tersebut.


Moderasi dalam Beragama: Kunci Keselamatan dan Keseimbangan

Dalam konteks Islam, moderasi bukan hanya sekadar membaca dan menghafal al-Qur’an. Moderasi mencakup sikap hidup sehari-hari, baik dalam beragama maupun dalam hubungan sosial.

1. Umat Adil

   Adil dalam Islam memiliki dimensi kesamaan, keseimbangan, dan proporsional. Umat Islam diajak untuk memberikan perlakuan yang sama, menciptakan keseimbangan, dan memberikan hak kepada pemiliknya.

2. Umat Moderat

   Islam mengajarkan umatnya untuk berada di posisi tengah antara dunia dan akhirat. Bersikap moderat artinya menghindari perilaku atau pengungkapan yang ekstrem. Sikap ini mencerminkan semangat ummatan wasatan, sebuah umat yang berada di jalan tengah.

 

Mengambil Pelajaran dari Rasulullah dan Para Sahabat

Rasulullah Saw dan para sahabat mengajarkan prinsip-prinsip moderasi dalam kehidupan sehari-hari. Mereka berusaha menjaga keseimbangan antara kepentingan dunia dan akhirat, antara kerja keras dan ibadah.


Penuh Kasih dan Keseimbangan

Dalam menapaki jalan keseimbangan beragama, kita diajarkan untuk membaca, menghafal, menulis, dan menerjemahkan al-Qur’an. Namun, lebih dari itu, kita diajak untuk menjalani hidup dengan adil dan moderat. Dengan demikian, kita dapat menjadi individu yang membawa keberkahan dan keadilan bagi diri sendiri serta masyarakat sekitar. Mari kita bersama-sama menapaki jalan keseimbangan ini, menjadi ummatan wasatan yang diberkahi Allah SWT.


thumbnail

Gerak dan Gaya: Memahami Peran Besaran Fisika dalam Kehidupan Sehari-hari (Materi IPA Kelas VII Kurikulum Merdeka)

Gerak dan Gaya: Memahami Peran Besaran Fisika dalam Kehidupan Sehari-hari

Gerak dan Gaya
Buku Kurikulum Merdeka

Gerak dan gaya merupakan dua konsep penting dalam fisika yang secara tak terelakkan hadir dalam kehidupan sehari-hari kita. Dari cara kita bergerak dari satu tempat ke tempat lain hingga bagaimana kita memberikan dorongan untuk mengatasi rintangan seperti sebuah meja, semuanya melibatkan prinsip-prinsip gerak dan gaya. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi konsep-konsep ini lebih dalam.

 

1. Gerak Benda: Dari Rumah ke Sekolah

Sebagai langkah awal, mari kita pertimbangkan aktivitas sederhana: perjalanan kita ke sekolah. Bagaimana kita sampai di sana? Apakah naik mobil, sepeda motor, atau berjalan kaki? Dalam fisika, perpindahan dan jarak tempuh merupakan parameter penting. Pada dasarnya, gerak adalah perubahan posisi suatu benda terhadap titik acuan tertentu.

Ketika kita bergerak dari satu tempat ke tempat lain, kita melibatkan konsep posisi, perpindahan, dan jarak tempuh. Posisi awal dan akhir, perpindahan, serta jarak tempuh dapat diukur dan dihitung menggunakan besaran-besaran fisika yang relevan.

 

2. Sumbu Koordinat dan Kelajuan

Untuk memahami gerak secara lengkap, kita membutuhkan sumbu koordinat. Dalam hal ini, kita menggunakan sumbu koordinat kartesian dengan sumbu x dan y. Gerak satu dimensi atau gerak dalam satu arah pandang dapat diilustrasikan dengan menggunakan satu sumbu koordinat, misalnya, sumbu-x.

Kelajuan adalah parameter penting yang berkaitan dengan gerak. Dalam fisika, kelajuan didefinisikan sebagai perubahan posisi per satuan waktu. Kelajuan dapat dinyatakan sebagai kelajuan rata-rata atau kelajuan sesaat, tergantung pada situasi geraknya.

 

3. Kecepatan dan Kecepatan Rata-rata

Kecepatan adalah besaran vektor yang menggambarkan seberapa cepat atau lambat suatu benda bergerak. Kecepatan dapat dihitung dengan membandingkan jarak tempuh dengan waktu yang ditempuh, seperti yang dinyatakan dalam persamaan kecepatan: 


Apabila benda bergerak dengan kecepatan tetap, kita dapat menggunakan konsep kecepatan rata-rata, yang dinyatakan sebagai V = s/t dengan 


s sebagai jarak tempuh dan 

t sebagai waktu yang ditempuh.

 

4. Kecepatan dan Kecepatan Rata-rata

Kecepatan dan kelajuan seringkali dianggap sebagai konsep yang sama, namun sebenarnya ada perbedaan mendasar. Kelajuan hanya mengukur seberapa cepat suatu benda bergerak tanpa memperhatikan arahnya, sementara kecepatan mencakup magnitude (besarnya) dan arah gerak.

Selain itu, kecepatan dapat dianggap sebagai kelajuan dengan arah tertentu. Ini mempertimbangkan bahwa perubahan arah gerak juga akan mengubah kecepatan, meskipun kelajuan tetap.

 

5. Gaya: Menyelidiki Interaksi Benda

Gaya adalah konsep yang terkait erat dengan gerak. Saat kita mendorong atau menarik sesuatu, kita memberikan gaya pada benda tersebut. Gaya adalah pengaruh yang menyebabkan perubahan keadaan gerak atau bentuk suatu benda.

Gaya bisa bersifat dorongan atau tarikan dan dapat menyebabkan benda bergerak, berubah arah, atau bahkan berubah bentuk. Gaya diukur dalam satuan newton (N) dan dapat menghasilkan percepatan pada suatu benda.

 

6. Gaya Gesek: Penghambat atau Pendukung?

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mengalami gaya gesek. Gaya gesek adalah gaya yang timbul ketika dua permukaan bersentuhan dan menghasilkan hambatan terhadap gerak relatif antara keduanya. Gaya gesek dapat menjadi penghambat atau pendukung, tergantung pada konteksnya.

Meskipun gaya gesek banyak memberikan manfaat, ada kondisi di mana gaya gesek dapat merugikan. Pada mesin-mesin, gaya gesek dapat menyebabkan pemanasan dan keausan pada komponen mesin. Oleh karena itu, pelumas digunakan untuk mengurangi gaya gesek antar bagian mesin sehingga dapat beroperasi dengan lebih efisien.

 

7. Gaya Sentripetal dan Sentrifugal: Sensasi Saat Berbelok

Ketika berada dalam mobil yang berbelok, kita merasakan adanya gaya yang menarik atau mendorong kita. Gaya ini dikenal sebagai gaya sentripetal dan sentrifugal. Gaya sentripetal bekerja ke arah pusat lingkaran atau melengkung, sedangkan gaya sentrifugal terasa seolah-olah mendorong keluar dari pusat gerakan.

Gaya sentrifugal sebenarnya hanya merupakan efek inersia, kecenderungan suatu benda untuk tetap bergerak lurus dan melawan perubahan arah gerak. Sensasi ini terjadi karena tubuh kita cenderung melanjutkan geraknya secara lurus saat mobil berbelok.

 

8. Gaya Gravitasi: Menarik Semua Benda ke Bumi

Gaya gravitasi adalah gaya yang menarik semua benda dengan massa ke arah pusat bumi. Gaya ini disebabkan oleh adanya massa pada dua benda yang saling tarik menarik. Besarnya gaya gravitasi antara dua benda dapat dihitung menggunakan hukum gravitasi Newton.



Dengan 

F sebagai gaya gravitasi, 

G sebagai konstanta gravitasi, 

m_1 dan m_2 sebagai massa dua benda, dan 

r sebagai jarak di antara pusat kedua benda.

 

Penutup: Memahami Dunia Fisika di Sekitar Kita

Dengan memahami konsep-konsep gerak dan gaya, kita dapat melihat betapa pentingnya fisika dalam menjelaskan fenomena sehari-hari. Dari perjalanan ke sekolah hingga sensasi berbelok dalam mobil, konsep-konsep ini membantu kita merinci dan menggambarkan peristiwa di sekitar kita. Selanjutnya, kita dapat lebih menghargai interaksi kompleks antara benda-benda di alam semesta ini dan bagaimana konsep fisika mendukung pemahaman kita tentang dunia.

TES EMBUN PAGI

thumbnail

Memahami Teks Prosedur (Materi Bahasa Indonesia Kelas 7 Kurikulum Merdeka)

Memahami Teks Prosedur (Materi Bahasa Indonesia Kelas 7 Kurikulum Merdeka)

 

Memahami Teks Prosedur (Materi Bahasa Indonesia Kelas 7 Kurikulum Merdeka)
Buku Teks Kurikulum Merdeka

I. Pengertian Teks Prosedur

Teks prosedur adalah jenis teks yang memberikan petunjuk atau langkah-langkah secara rinci tentang cara melakukan suatu tindakan atau proses tertentu. Tujuan utama teks prosedur adalah untuk memberikan panduan yang jelas dan sistematis agar pembaca dapat menjalankan suatu aktivitas dengan benar.

 

II. Struktur Teks Prosedur

1. Judul

   - Judul pada teks prosedur harus jelas dan singkat.

   - Menyatakan secara langsung tindakan atau proses yang akan dijelaskan.

2. Tujuan

   - Menjelaskan alasan mengapa prosedur tersebut perlu dilakukan.

   - Menggambarkan hasil atau manfaat yang diharapkan dari tindakan atau proses tersebut.

3. Bahan atau Peralatan

   - Daftar bahan atau peralatan yang diperlukan untuk melaksanakan prosedur.

   - Sertakan jumlah dan spesifikasi jika diperlukan.

4. Langkah-langkah

   - Langkah-langkah disusun secara sistematis dan terurut.

   - Gunakan kalimat perintah dan hindari ambigu.

5. Poin Perhatian

   - Berisi informasi tambahan atau peringatan terkait prosedur.

   - Membantu pembaca menghindari kesalahan atau masalah yang mungkin muncul.

6. Tips atau Trik

   - Opsional, dapat mencakup saran tambahan untuk meningkatkan hasil atau mempermudah pelaksanaan prosedur.

 

III. Ciri Kebahasaan Teks Prosedur

1. Jelas dan Tegas

   - Menggunakan kalimat perintah atau kalimat langsung.

   - Menghindari penggunaan kata-kata ambigu.

2. Langsung ke Poin

   - Menyajikan informasi secara langsung tanpa memperkenalkan topik secara berlebihan. 

3. Kohesif

   - Menggunakan kata penghubung dan tanda baca dengan tepat agar teks mudah dipahami.

4. Gaya Bahasa Formal

   - Hindari penggunaan bahasa yang terlalu informal.

   - Sesuaikan dengan konteks dan pembaca yang dituju.


IV. Contoh Teks Prosedur: "Cara Mengganti Ban Mobil"

Judul:

"Cara Mengganti Ban Mobil Secara Efektif"

Tujuan:

Prosedur ini bertujuan untuk memberikan panduan tentang penggantian ban mobil agar dapat dilakukan dengan efektif dan aman.

Bahan atau Peralatan:

1. Ban pengganti

2. Kunci roda

3. Dongkrak mobil

4. Pentil udara

5. Peralatan keamanan (seperti helm dan sarung tangan)

Langkah-langkah:

1. Parkirkan mobil di tempat yang datar dan aman.

2. Matikan mesin dan pastikan rem tangan terkunci.

3. Buka tutup baut roda menggunakan kunci roda.

4. Gunakan dongkrak untuk mengangkat mobil sehingga ban yang akan diganti terangkat dari tanah.

5. Lepaskan baut roda sepenuhnya.

6. Ganti ban dengan yang baru dan pastikan dipasang dengan benar.

7. Kencangkan kembali baut roda dengan kunci roda.

8. Turunkan mobil dengan hati-hati menggunakan dongkrak.

9. Periksa tekanan udara pada ban baru dan sesuaikan jika perlu.

10. Simpan ban yang diganti dan peralatan dengan baik.

 

Poin Perhatian:

- Pastikan mobil stabil dan aman sebelum memulai prosedur.

- Hindari bekerja di jalan yang ramai atau berbahaya.

- Gunakan alat keamanan untuk melindungi diri.

 

Tips:

- Lakukan pengecekan rutin terhadap kondisi ban untuk menghindari masalah lebih lanjut.

 

V. Kesimpulan

Teks prosedur adalah alat komunikasi yang penting dalam menyampaikan informasi secara sistematis. Dengan mengikuti struktur dan ciri khas teks prosedur, pembaca dapat dengan mudah memahami dan melaksanakan langkah-langkah yang dijelaskan.

TES EMBUN PAGI ASPD

thumbnail

Alam Semesta sebagai Tanda Kekuasaan Allah menurut Al Qur'an (Q.S. al-Anbiyā’/21: 30 dan Q.S. al-A’rāf/7: 54 (Materi Pendidikan Agama Islam Kelas VII Kurikulum Merdeka)

Rangkuman Materi Materi Pendidikan Agama Islam Kelas VII Kurikulum Merdeka

Memahami Kandungan Q.S. al-Anbiyā’/21: 30 dan Q.S. al-A’rāf/7: 54

 

Rangkuman Materi Materi Pendidikan Agama Islam Kelas VII Kurikulum Merdeka
Buku KurMer PAI

I. Kandungan Q.S. al-Anbiyā’/21: 30

Ayat ini membawa kita ke pemahaman tentang sikap orang-orang musyrik Mekah terhadap alam semesta. Mereka diingatkan bahwa mereka tidak memperhatikan dengan seksama kebesaran Allah yang termanifestasikan dalam ciptaan-Nya. Peristiwa alam, meski begitu menakjubkan, tidak pernah menjadi bahan renungan bagi mereka. Padahal, kejadian di alam semesta seharusnya menjadi bukti keberadaan, kekuasaan, dan kebijaksanaan Allah.

Ayat ini juga menggambarkan awal terciptanya langit dan bumi. Menyebutkan bahwa pada awalnya, langit dan bumi bersatu, kemudian Allah memisahkan keduanya. Penafsiran ayat ini sejalan dengan teori sains modern tentang Big Bang, suatu peristiwa dahsyat yang memecah keheningan alam semesta dan membentuk struktur yang kita kenal saat ini.

Bumi, sebagai tempat kehidupan, diceritakan dalam konteks evolusi. Air, yang merupakan elemen kunci kehidupan, dijelaskan sebagai sumber kehidupan yang bermuara pada pembentukan makhluk hidup. Semua ini menunjukkan bagaimana Al-Qur'an memberikan perspektif ilmiah yang mendalam tentang penciptaan dan evolusi kehidupan.

 

II. Kandungan Q.S. al-A’rāf/7: 54

Ayat ini membahas penciptaan langit dan bumi dalam enam masa atau fase. Allah diakui sebagai Pencipta, Pemilik, dan Pengatur semesta. Poin ini mencerminkan kekaguman terhadap kemahaan dan kekuasaan Allah.

Konsep enam masa penciptaan sejalan dengan konsep sains tentang Big Bang. Dentuman besar ini menciptakan materi yang membentuk alam semesta, dan seiring waktu, berbagai elemen membentuk bumi dan langit. Sains dan agama, dalam hal ini, tampaknya bersinergi untuk memberikan gambaran yang komprehensif tentang penciptaan alam semesta.

Ayat ini juga menyoroti aspek spiritual. Meski menjelaskan fenomena alam dengan detail, ia menegaskan bahwa hanya Allah yang berhak disembah. Ini menjadi pengingat bahwa sains dan agama dapat berjalan seiring, membuka pintu untuk kekaguman ilmiah dan spiritual pada keagungan penciptaan.

 

III. Pesan Nabi Muhammad saw. tentang Menguasai Ilmu Pengetahuan

Hadis-hadis Nabi Muhammad saw. memberikan tuntunan yang jelas tentang pentingnya menuntut ilmu. Beliau menekankan bahwa menuntut ilmu adalah kewajiban setiap Muslim. Pesan ini mencerminkan hubungan harmonis antara agama dan ilmu pengetahuan, di mana ilmu dianggap sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah.

 

IV. Nilai-Nilai yang Dapat Dipetik pada Penciptaan dan Pengaturan Alam Semesta

Penciptaan dan pengaturan alam semesta membawa nilai-nilai yang positif dalam kehidupan manusia. Keindahan dan keteraturan alam menjadi panggilan untuk memahami dan menjaga lingkungan, serta mengembangkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah.

 

V. Hafalan Q.S. al-Anbiyā’/21: 30 dan Q.S. al-A’rāf/7: 54

Setelah memahami kandungan ayat-ayat tersebut, hafalkanlah dengan penuh kekhusyukan. Hafalan ini bukan hanya sebagai bentuk ibadah, tetapi juga sebagai upaya untuk selalu mengingat dan merenungkan keagungan Allah yang tercermin dalam ayat-ayat-Nya.

Semoga pemahaman dan hafalan kita menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah dan meningkatkan keimanan.

thumbnail

Kelas 9

thumbnail

Kelas 8

thumbnail

INSTRUMEN STUDI KASUS UKIN UKMPPG PPG DALAM JABATAN (DALJAB) TAHUN 2023

INSTRUMEN STUDI KASUS UKIN UKMPPG PPG DALAM JABATAN (DALJAB) TAHUN 2023

Komponen Kompetensi/Aspek sub Kompetensi

UKIN PPG Daljab 2023

Mampu merancang pembelajaran secara terstruktur berkesinambungan dengan pendekatan yang relevan dan memadukan materi ajar, pedagogi, dan teknologi

  • Merancang pembelajaran secara terstruktur berdasarkan pengalaman pembelajaran sebelumnya. Dengan indikator terbaiknya yang harus dipenuhi : Merancang pembelajaran yang terstruktur berdasarkan pengalaman sebelumnya serta menggunakannya sesuai pembelajaran ideal yang berpusat pada peserta didik.
  • Merancang pembelajaran dengan memadukan pengetahuan (materi ajar), pedagogik, dan teknologi informasi sesuai dengan karakteristik siswa. Dengan indikator terbaiknya yang harus dipenuhi : Merancang pembelajaran terstruktur berdasarkan pengalaman pembelajaran sebelumnya serta menggunakannya dengan memadukan aspek-aspek pengetahuan (materi ajar), pedagogik dan teknologi informasi sesuai tujuan pembelajaran disertai pelibatan peserta didik.

Mampu mengevaluasi pembelajaran sesuai dengan perkembangan peserta didik, kurikulum dan lingkungan belajar untuk meningkatkan kualitas pembelajaran secara berkelanjutan

  • Mengevaluasi input, proses, dan hasil pembelajaran sesuai perkembangan pererta didik yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran secara berkelanjutan. Dengan indikator terbaiknya yang harus dipenuhi : Mengajak pihak lain mengevaluasi input, proses, dan hasil pembelajaran berdasarkan perkembangan peserta didik untuk meningkatkan kualitas pembelajaran secara berkelanjutan.
  • Mengevaluasi input, proses, dan hasil pembelajaran berdasarkan pada lingkungan belajar untuk meningkatkan kualitas pembelajaran secara berkelanjutan. Dengan indikator terbaiknya yang harus dipenuhi : Mengajak pihak lain mengevaluasi input, proses, dan hasil pembelajaran berdasarkan lingkungan belajar yang beragam untuk meningkatkan kualitas pembelajaran secara berkelanjutan.
  • Mengevaluasi input, proses, dan hasil pembelajaran berdasarkan kurikulum dan konten bidang studi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran secara berkelanjutan. Dengan indikator terbaiknya yang harus dipenuhi : Mengajak pihak lain mengevaluasi input, proses, dan hasil pembelajaran berdasarkan kurikulum dan konten bidang studi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran secara berkelanjutan.